GridHEALTH.id - Tomat adalah salah satu buah yang sangat populer di seluruh dunia, sering digunakan dalam berbagai masakan, salad, dan jus.
Selain rasanya yang lezat, tomat juga kaya akan nutrisi seperti vitamin C, vitamin K, potassium, dan antioksidan likopen.
Namun, tahukah Anda kalau tidak semua orang bisa menikmati tomat tanpa masalah.
Ya, ternyata ada beberapa kelompok orang yang disarankan untuk membatasi atau menghindari konsumsi tomat.
Wah, kondisi apa saja ya yang tidak disarankan makan tomat? Berikut ini penjelasannya.
Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa kondisi yang sebaiknya tidak mengonsumsi tomat.
Beberapa orang memiliki alergi terhadap tomat. Alergi tomat dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari yang ringan hingga yang parah.
Gejala alergi tomat termasuk gatal-gatal, ruam kulit, pembengkakan, kesulitan bernafas, dan anafilaksis yang berpotensi mengancam jiwa.
Jika Anda memiliki riwayat alergi makanan atau mengalami gejala setelah makan tomat, sebaiknya hindari konsumsi tomat dan konsultasikan dengan dokter.
Tomat bersifat asam dan dapat memicu refluks asam atau memperburuk gejala penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD). Asam dalam tomat dapat menyebabkan iritasi pada lapisan esofagus, menyebabkan mulas dan sensasi terbakar di dada.
Orang yang sering mengalami masalah asam lambung sebaiknya menghindari tomat, terutama dalam bentuk mentah atau sebagai saus tomat yang sangat asam.
Baca Juga: Makan Tomat Mentah Sebelum Tidur Simpan Banyak Manfaat, Ini 8 Perubahan yang Akan Didapat
Tomat mengandung potassium yang tinggi, yang baik untuk kebanyakan orang, tetapi bisa bermasalah bagi mereka dengan gangguan ginjal.
Ginjal yang tidak berfungsi dengan baik mungkin tidak mampu mengeluarkan kelebihan potassium dari darah, yang dapat menyebabkan hyperkalemia. Hyperkalemia adalah kondisi berbahaya yang bisa menyebabkan gangguan jantung.
Oleh karena itu, penderita gangguan ginjal disarankan untuk membatasi atau menghindari konsumsi tomat.
Tomat dapat memicu gejala pada beberapa orang dengan sindrom iritasi usus (IBS). Senyawa tertentu dalam tomat, seperti asam sitrat dan solanin, dapat menyebabkan kembung, gas, dan kram perut pada penderita IBS.
Jika Anda mengalami gejala IBS setelah makan tomat, sebaiknya hindari tomat dan produk turunannya.
Tomat termasuk dalam kelompok tanaman nightshade yang mengandung solanin, senyawa yang dapat menyebabkan peradangan pada beberapa orang dengan artritis atau radang sendi.
Meskipun tidak semua penderita artritis akan terpengaruh, beberapa orang melaporkan bahwa gejala mereka memburuk setelah mengonsumsi tomat. Jika Anda mencurigai tomat sebagai pemicu peradangan, cobalah untuk menghindarinya dan lihat apakah gejala Anda membaik.
Tomat adalah makanan tinggi histamin, yang dapat menyebabkan masalah bagi orang dengan intoleransi histamin.
Gejala intoleransi histamin termasuk sakit kepala, gatal-gatal, ruam kulit, gangguan pencernaan, dan masalah pernapasan. Jika Anda memiliki intoleransi histamin, sebaiknya hindari tomat dan makanan lain yang tinggi histamin.
Meskipun tomat merupakan sumber nutrisi yang baik dan memiliki banyak manfaat kesehatan, tidak semua orang bisa mengonsumsinya tanpa masalah. Orang dengan alergi tomat, masalah asam lambung, gangguan ginjal, sindrom iritasi usus, artritis, atau intoleransi histamin sebaiknya membatasi atau menghindari konsumsi tomat.
Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu dan merasa tomat memperburuk gejala Anda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang tepat. Dengan memahami kondisi kesehatan Anda dan memerhatikan reaksi tubuh terhadap makanan, Anda dapat membuat pilihan makanan yang lebih baik dan menjaga kesehatan secara optimal. (*)
Baca Juga: Ini yang Akan Dirasakan Tubuh Jika Makan Tomat Setiap Hari, Efeknya Luar Biasa!
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar