Pengobatan lebih bersifat simptomatis dan suportif. Orang dengan mpox harus mengikuti saran dari fasilitas layanan kesehatan.
Penyakit dapat sembuh dan gejala dapat hilang dengan sendirinya. Namun, penting bagi siapa pun yang terinfeksi mpox untuk minum air secara cukup, makan dengan baik, dan cukup tidur.
Orang yang mengisolasi diri harus menjaga kesehatan mentalnya dengan melakukan hal-hal yang mereka anggap santai dan menyenangkan, tetap terhubung dengan orang yang dicintai menggunakan teknologi, berolahraga jika mereka merasa cukup sehat dan meminta dukungan kesehatan mental dari fasyankes setempat jika diperlukan.
Orang dengan mpox juga harus menghindari menggaruk kulit mereka dan merawat ruam mereka dengan membersihkan tangan mereka sebelum dan sesudah menyentuh lesi dan menjaga kulit tetap kering dan terbuka (kecuali jika mereka mau tidak mau berada di ruangan dengan orang lain, dalam hal ini mereka harus menutupinya dengan pakaian atau perban sampai mereka dapat mengisolasi lagi).
Ruam dapat dijaga kebersihannya dengan air steril atau antiseptik.
Pada umumnya, gejala mpox akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu.
Namun, pada beberapa orang, infeksi dapat menyebabkan komplikasi medis dan bahkan kematian.
Bayi baru lahir, anak-anak, dan orang dengan gangguan kekebalan tubuh lebih berisiko mengalami gejala-gejala lebih serius dan kematian akibat mpox.
Komplikasi dari mpox termasuk infeksi kulit sekunder, pneumonia, gangguan kesadaran, dan masalah mata.
Di masa lalu, antara 1% hingga 10% orang dengan mpox telah meninggal. Namun, penting untuk dicatat bahwa tingkat kematian disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk akses terhadap layanan kesehatan.
Terkait wabah yang terjadi saat ini, sudah terdapat laporan kasus meninggal di Regional SEARO, yaitu di India dan Thailand. (*)
Baca Juga: Ada 88 Kasus Terkonfirmasi Mpox di Indonesia, Ini Penyebab Utamanya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar