Orang dengan kondisi medis kronis seperti diabetes, penyakit jantung, atau gangguan sistem kekebalan (misalnya, HIV atau penyakit autoimun) lebih rentan terhadap flu.
Kondisi-kondisi ini dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan virus flu.
Selain itu, orang yang sedang dalam pengobatan tertentu, seperti kemoterapi, juga dapat mengalami penurunan daya tahan tubuh.
Stres berlebihan dapat melemahkan sistem imun, membuat seseorang lebih rentan terhadap infeksi flu.
Stres kronis menghasilkan hormon kortisol yang, jika dalam kadar tinggi, dapat menekan sistem kekebalan tubuh.
Remaja dan orang dewasa yang memiliki tingkat stres tinggi atau kesehatan mental yang terganggu cenderung lebih sering sakit, termasuk flu.
Kurang tidur secara signifikan dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Orang yang tidur cukup setiap malam (sekitar 7-9 jam untuk orang dewasa dan lebih banyak untuk remaja) cenderung memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat.
Sebaliknya, kurang tidur dapat menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko terkena flu.
Perbedaan antara seseorang yang mudah terkena flu dan yang kebal terhadap flu dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kekuatan sistem kekebalan tubuh, gaya hidup, kondisi kesehatan, dan bahkan genetik.
Dengan menjaga gaya hidup sehat, seperti makan makanan bergizi, cukup beristirahat, berolahraga, dan menjaga kebersihan, seseorang dapat memperkuat daya tahan tubuhnya terhadap flu.
Selain itu, mengelola stres dan menjaga kebiasaan tidur yang baik juga sangat penting untuk mengurangi risiko tertular flu.
Baca Juga: 5 Cara Tepat Menjaga Imun Tubuh Bagi Anak Stunting Agar Tak Mudah Sakit
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Komentar