Jika Anda mengalami gejala ini, disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter, karena IMS memerlukan penanganan medis yang tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Perubahan hormon dalam tubuh, terutama selama kehamilan, menstruasi, atau menopause, juga dapat menyebabkan keputihan terus-menerus.
Ketidakseimbangan hormon estrogen, misalnya, bisa menyebabkan produksi cairan vagina yang lebih banyak dari biasanya.
Meskipun ini sering kali merupakan hal yang normal, keputihan yang terlalu banyak atau disertai gejala lain seperti nyeri atau gatal perlu mendapatkan perhatian medis.
Dalam beberapa kasus, keputihan terus-menerus bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius seperti polip serviks atau kanker serviks.
Keputihan yang terjadi akibat kondisi ini sering kali disertai dengan bercak darah, nyeri panggul, atau rasa tidak nyaman selama berhubungan seksual.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Keputihan yang tidak normal juga bisa disebabkan oleh iritasi atau reaksi alergi terhadap produk tertentu, seperti sabun, pelumas, atau pembalut yang digunakan.
Alergi ini bisa menyebabkan produksi cairan yang berlebihan sebagai respons terhadap iritasi.
Keputihan terus-menerus bisa menjadi tanda berbagai kondisi kesehatan, mulai dari infeksi ringan hingga masalah yang lebih serius seperti kanker serviks. Jika keputihan yang Anda alami disertai perubahan warna, bau, atau tekstur, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Deteksi dini dan penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Pastikan juga menjaga kebersihan area kewanitaan dengan baik dan hindari penggunaan produk yang dapat mengganggu keseimbangan alami vagina. (*)
Baca Juga: Banyak yang Bilang Stres Bisa Sebabkan Keputihan Berwarna Cokelat, Benarkah?
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar