Jamur bisa menjadi penyebab infeksi paru-paru, terutama pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, atau orang yang menggunakan obat imunosupresan.
Infeksi jamur dapat disebabkan oleh organisme seperti Aspergillus, Histoplasma capsulatum, dan Cryptococcus.
Infeksi jamur paru-paru biasanya terjadi ketika seseorang menghirup spora jamur dari lingkungan, seperti tanah atau kotoran burung.
Infeksi ini bisa ringan tetapi bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih parah, seperti aspergillosis atau histoplasmosis, jika tidak segera diobati.
Merokok adalah salah satu penyebab kerusakan paru-paru yang paling signifikan. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia berbahaya yang dapat mengiritasi dan merusak jaringan paru-paru.
Kerusakan ini membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi paru-paru kronis seperti bronkitis dan pneumonia.
Selain itu, merokok dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan paru-paru untuk membersihkan lendir dan patogen dari saluran pernapasan, yang meningkatkan risiko infeksi.
Selain debu, polusi udara juga merupakan penyebab utama kerusakan paru-paru dan infeksi.
Polutan udara seperti asap kendaraan, asap pabrik, bahan kimia, dan gas berbahaya dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan paru-paru.
Dalam jangka panjang, paparan polusi udara meningkatkan risiko terkena infeksi paru-paru dan penyakit pernapasan kronis lainnya seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Orang yang tinggal di daerah dengan tingkat polusi tinggi lebih rentan terhadap infeksi paru-paru, terutama jika mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau kondisi kesehatan lain yang mendasarinya.
Baca Juga: Posisi Kedua di Dunia, Begini Upaya Penanggulangan TBC di Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar