Ketika asam lambung mencapai area tenggorokan, itu bisa memicu batuk atau sensasi tersedak yang mengganggu pernapasan.
Asam lambung yang naik bisa mengiritasi saluran pernapasan dan menyebabkan batuk kering atau suara serak.
Biasanya, batuk ini tidak disertai dengan dahak dan sering muncul di malam hari atau setelah tidur dalam posisi berbaring.
Kombinasi dari berbagai gejala seperti rasa terbakar di dada, batuk, dan kesulitan bernapas bisa menyebabkan gangguan tidur. Sering terbangun di malam hari dan sulit kembali tidur adalah ciri khas lain dari naiknya asam lambung saat tidur.
Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi dapat membantu mencegah asam lambung naik. Anda bisa menggunakan bantal tambahan atau memilih posisi tidur yang memungkinkan kepala dan dada lebih tinggi dari perut.
Cobalah untuk menghindari makan minimal 2-3 jam sebelum tidur. Makan terlalu larut bisa memicu peningkatan produksi asam lambung saat Anda sedang berbaring, sehingga memperbesar kemungkinan refluks asam lambung.
Hindari makanan yang dapat memicu asam lambung, seperti makanan berlemak, pedas, kafein, dan minuman bersoda. Makanan-makanan ini bisa memperburuk gejala asam lambung dan memicu refluks saat tidur.
Pakaian yang terlalu ketat di area perut bisa memberi tekanan tambahan pada lambung, yang bisa memicu naiknya asam lambung. Cobalah untuk tidur dengan pakaian yang longgar dan nyaman.
Jika gejala asam lambung sering terjadi dan mengganggu tidur, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Beberapa obat atau perubahan pola makan mungkin diperlukan untuk membantu mengatasi asam lambung yang sering naik.
Mengatasi gejala asam lambung naik saat tidur memerlukan pendekatan yang tepat, mulai dari mengubah pola tidur hingga memerhatikan jenis makanan.
Dengan penanganan yang tepat, Anda dapat mengurangi frekuensi asam lambung naik dan meningkatkan kualitas tidur. (*)
Baca Juga: Jus Apa yang Cocok untuk Asam Lambung? Simak 5 Rekomendasinya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar