Kandungan epigallocatechin gallate (EGCG) dalam teh hijau, misalnya, memiliki sifat antiinflamasi yang dapat membantu meredakan gejala peradangan pada sendi.
Selain itu, antioksidan dalam teh hijau juga dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Studi menunjukkan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi kadar asam urat dalam darah jika dikonsumsi secara rutin, namun dengan catatan bahwa konsumsi teh tetap dilakukan secara moderat dan tidak berlebihan.
Selain teh hijau, teh herbal seperti teh jahe atau teh chamomile juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk penderita asam urat.
Jahe memiliki sifat antiinflamasi alami yang dapat membantu meredakan nyeri sendi dan pembengkakan.
Teh chamomile juga dikenal memiliki efek menenangkan yang baik untuk mengurangi stres, yang secara tidak langsung dapat membantu mengelola kadar asam urat.
Meskipun teh dapat memberikan manfaat, penderita asam urat disarankan untuk tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Sebaiknya batasi konsumsi teh hingga 1-2 cangkir per hari untuk mencegah kemungkinan peningkatan asam urat akibat kafein dan purin.
Selain itu, hindari menambahkan gula berlebihan pada teh, karena asupan gula tinggi dapat meningkatkan risiko obesitas dan gangguan metabolisme, yang berpotensi memperburuk gejala asam urat.
Teh, terutama teh hijau dan teh herbal, bisa menjadi pilihan minuman yang aman dan bahkan bermanfaat bagi penderita asam urat jika dikonsumsi dalam jumlah yang moderat.
Namun, penderita tetap harus waspada terhadap konsumsi kafein berlebih dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menyesuaikan konsumsi teh dengan kondisi kesehatan masing-masing. (*)
Baca Juga: Ramuan Obat Asam Urat dari Lobak, Ikuti 5 Langkah Berikut untuk Dapatkan Khasiatnya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar