Angka itu diprediksi meningkat menjadi 1 triliun pada tahun 2018, dan menjadi 2 triliun pada tahun 2030.
Baca Juga : Sering Tak Disadari, Ini Kebiasaan Sepele Penyebab Ginjal Bermasalah Indonesia, sebagai negara dengan pendapatan menengah, diperkirakan menanggung beban ekonomi mencapai miliaran rupiah per tahun.
Ada banyak faktor yang memicu tingginya biaya penanganan demensia di Asia. Penyebabnya antara lain kurangnya pemahaman atas penyakit ini, serta kurangnya sumber daya serta pelatihan bagi para pendamping Orang dengan Demensia (ODD). Setiap orang berisiko mengalami demensia. Semakin tua usia, semakin rentan untuk terkena demensia.
Sedangkan Alzheimer adalah jenis penyakit demensia yang paling banyak diderita, yang mengancam otak sehat, sekitar 50%-60%. Beberapa jenis demensia lainnya adalah demensia vaskuler, lewy bodies demensia, demensia frontotemporal, dan lainnya. Alzheimer adalah gangguan penurunan fungsi otak sehat yang memengaruhi daya ingat, emosi, perilaku, dan fungsi otak lainnya.
Gangguan tersebut terjadi secara perlahan-lahan. Semakin banyak bagian otak yang rusak, maka gejala yang timbul pun menjadi lebih parah.
Sebuah populasi yang menua mengakibatkan tumbuhnya jumlah orang yang hidup dengan demensia (sebuah istilah yang mencakup beberapa gejala seperti kerusakan ingatan, kebingungan, dan hilangnya kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari).
Baca Juga : Tulisan Tangan Dokter Jelek Mirip Cakar Ayam? Ternyata Ini Alasannya
Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia paling umum, dan mengakibatkan kemunduran kesehatan otak yang progresif.