Find Us On Social Media :

Setiap 3 Detik, 1 Orang Alami Demensia, Ini Cara Menjaga Otak Sehat

Rajin melakukan aktivitas fisik setiap hari mencegah demensia dan menjaga otak sehat.

GridHEALH.idDemensia merupakan istilah yang digunakan untuk menjelaskan penurunan fungsional yang seringkali disebabkan oleh kelainan yang terjadi pada otak.

Baca Juga : Kanker Otak Dapat Serang Siapa Saja yang Sering Konsumsi 10 Makanan Enak ini

Demensia adalah kumpulan penyakit dengan gejala-gejala yang mana mengakibatkan perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain.

Seringkali, memori jangka pendek, pikiran, kemampuan berbicara dan kemampuan motorik terpengaruh.

Beberapa bentuk demensia mengubah kepribadian pasien dan memengaruhi otak sehat kita. Penderita demensia akan kehilangan kemampuan tertentu dan pengetahuannya yang telah didapatkan sebelumnya.

Hal inilah yang terutama membedakan dengan kondisi lainnya yang memengaruhi pikiran. Orang yang mengalami masalah pembelajaran, atau ber-IQ rendah tidak akan pernah memiliki kemampuan tertentu, tetapi orang yang terkena demensia akan kehilangan kemampuan yang telah didapatkannya.

Demensia biasanya terjadi pada usia lanjut. Beberapa jenis demensia dapat diperlambat kemundurannya.

Demensia telah diakui sebagai salah satu krisis kesehatan mengancam otak sehat yang paling signifikan di abad ke-21. Setiap 3 detik, 1 orang di dunia mengalami demensia.  Di Indonesia sendiri, sepanjang tahun 2016, ada sekitar 1,2 juta orang dengan demensia. Angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta pada tahun 2030 dan 4 juta orang pada tahun 2050.

Baca Juga : Tips Ampuh Mengatasi Jet Lag Dengan Mengonsumsi Makanan Ini   Data Alzheimer’s Disease International World Alzheimer’s Report 2016 melaporkan kerugian ekonomi global akibat demensia diperkirakan mencapai triliunan rupiah.

Angka itu diprediksi meningkat menjadi 1 triliun pada tahun 2018, dan menjadi 2 triliun pada tahun 2030. 

Baca Juga : Sering Tak Disadari, Ini Kebiasaan Sepele Penyebab Ginjal Bermasalah Indonesia, sebagai negara dengan pendapatan menengah, diperkirakan menanggung beban ekonomi mencapai miliaran rupiah per tahun.

Ada banyak faktor yang memicu tingginya biaya penanganan demensia di Asia. Penyebabnya antara lain kurangnya pemahaman atas penyakit ini, serta kurangnya sumber daya serta pelatihan bagi para pendamping Orang dengan Demensia (ODD).  Setiap orang berisiko mengalami demensia. Semakin tua usia, semakin rentan untuk terkena demensia.

Sedangkan Alzheimer adalah jenis penyakit demensia yang paling banyak diderita, yang mengancam otak sehat,  sekitar 50%-60%. Beberapa jenis demensia lainnya adalah demensia vaskuler, lewy bodies demensia, demensia frontotemporal, dan lainnya.   Alzheimer adalah gangguan penurunan fungsi otak sehat yang memengaruhi daya ingat, emosi, perilaku, dan fungsi otak lainnya.

Gangguan tersebut terjadi secara perlahan-lahan. Semakin banyak bagian otak yang rusak, maka gejala yang timbul pun menjadi lebih parah.

Sebuah populasi yang menua mengakibatkan tumbuhnya jumlah orang yang hidup dengan demensia (sebuah istilah yang mencakup beberapa gejala seperti kerusakan ingatan, kebingungan, dan hilangnya kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari).

Baca Juga : Tulisan Tangan Dokter Jelek Mirip Cakar Ayam? Ternyata Ini Alasannya

Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia paling umum, dan mengakibatkan kemunduran kesehatan otak yang progresif. 

Di Australia, 425 ribu orang mengidap demensia, yang menjadi penyebab kematian nomor dua secara umum, dan nomor satu bagi perempuan.

Baca Juga : Mengatasi Anyang-anyangan, Cukup Banyak Minum dan Istirahat

Menurut Helen Macpherson, Research Fellow, Institute for Physical Activity and Nutrition, di Australia, risiko utama demensia adalah usia tua. Sekitar 30% orang berusia di atas 85 tahun di Australia hidup dengan demensia.

Selain itu, faktor genetika atau keturunan juga punya andil di awal penyakit, tapi lebih kuat pada jenis demensia yang lebih jarang, seperti penyakit Alzheimer dini (yang menyerang pada usia muda).

Kita memang tidak bisa mengurangi umur atau profil genetis kita, tetapi untungnya ada beberapa gaya hidup yang bisa diubah untuk mempertahankan otak sehat kita,  yaitu:

1. Terlibat dalam kegiatan yang merangsang mental dan mengasah otak

Pada umur berapapun, terus perkuat otak kita dengan kegiatan seperti membaca koran, mengisi teka-teki silang, bermain kartu, menekuni hobi, atau belajar keahlian atau bahasa baru.

Terdapat beberapa bukti yang menunjukkan bahwa latihan berkelompok untuk melatih daya ingat serta strategi memecahkan persoalan dapat meningkatkan fungsi kognitif jangka panjang kita.

Tetapi hasil yang sama belum tentu didapati lewat “latihan otak” yang ada di program komputer karena kegiatan yang merangsang mental dalam kondisi berkelompok/sosial mungkin juga menyumbang keberhasilan latihan kognitif.

Baca Juga : Jangan Lakukan Ini di Pesawat Agar Perjalanan Aman dan Nyaman

2. Menjaga hubungan sosial

Hubungan sosial yang lebih sering (misalnya mengunjungi teman atau saudara atau mengobrol di telepon) punya kaitan dengan risiko demensia yang lebih rendah. Sebaliknya, rasa kesepian dapat meningkatkan risiko demensia.

Keterlibatan yang lebih besar dalam kegiatan kelompok atau komunitas juga punya hubungan dengan risiko yang lebih rendah dan mempertahankan otak sehat.

Yang menarik adalah, jumlah teman tidak terlalu relevan dibanding frekuensi hubungan dengan orang lain.

Baca Juga : 4 Cara Mudah Kendalikan Nafsu Makan Berlebih Agar Tak Kegemukan

3. Menjaga berat dan kesehatan jantung

Ada kaitan erat antara kesehatan otak dan jantung. Tekanan darah tinggi dan obesitas, terutama pada usia pertengahan, meningkatkan risiko demensia.

Ketika digabung, dua kondisi ini berperan dalam lebih dari 12% kasus demensia.

Dalam analisis data terhadap lebih dari 40 ribu pasien, mereka yang mengidap diabetes tipe 2 punya kemungkinan dua kali lebih tinggi terkena demensia ketimbang orang yang sehat.

Menjaga atau membalikkan kondisi ini dengan obat-obatan atau diet dan latihan fisik amatlah penting dalam mengurangi risiko demensia.

4. Melakukan latihan fisik dan olahraga

Aktivitas fisik telah terbukti melindungi kita dari kemunduran kognitif dan menjaga otak sehat. Dari data yang dikombinasikan dari 33 ribu orang lebih, mereka yang aktif secara fisik punya risiko kemunduran kognitif 38% lebih rendah dibanding mereka yang tidak.

Berapa persisnya jumlah latihan yang cukup untuk menjaga kemampuan kognitif masih diperdebatkan.

Tetapi ulasan studi baru-baru ini yang mempelajari dampak berlatih selama sekurang-kurangnya empat minggu, menyarankan satu sesi latihan harus berlangsung tak kurang dari 45 menit dengan beban sedang hingga tinggi.

Baca Juga : Gagal Tumbuh Pada Anak Terjadi Karena Orangtua, Ini Cara Mencegahnya

5. Berhenti merokok

Merokok berbahaya bagi kesehatan jantung, dan bahan kimia yang terdapat di sebatang rokok memicu peradangan dan perubahan pembuluh otak.

Merokok juga bisa memicu stres oksidatif, yakni rusaknya sel tubuh kita akibat bahan kimia yang disebut radikal bebas. Proses ini punya andil dalam pembentukan demensia dan mengganggu otak sehat.

Terdapat risiko demensia yang lebih tinggi pada perokok ketimbang orang yang tidak merokok atau mantan perokok, yang memberi kita alasan untuk meninggalkan rokok sama sekali.

Baca Juga : 10 Cara Mencegah Kegemukan Pada Anak, Saran Langsung Dari Pakar

6. Cari teman curhat kala depresi

Ketika kita depresi, beberapa perubahan terjadi dalam otak yang dapat memengaruhi risiko demensia.

Kadar hormon stres kortisol yang tinggi telah dihubungkan dengan penyusutan area otak yang penting bagi memori/ingatan.

Panyakit yang merusak pembuluh darah juga telah diamati dalam depresi dan demensia. Peneliti mengatakan, stres oksidatif jangka panjang dan peradangan dapat menyumbang andil pada kedua kondisi tersebut dan menyebabkan gangguan pada otak sehat. (*)