Find Us On Social Media :

Masakan Padang Bersantan tapi Menyehatkan, Ternyata Ini Rahasianya yang ampuh Perangi 5 Masalah Kesehatan

Alasan masakan padang tidak basi walaupun memakai santan

GridHEALTH.id - Nasi Padang merupakan salah satu makanan yang digemari sebagian besar masyarakat Indonesia.

Varian masakan Padang dan bumbunya yang khas membuat orang ketagihan untuk merasakannya lagi dan lagi.

“Ini makanan yang bisa dibilang diterima oleh semua kalangan dan menilai makan aman. Maksudnya aman tuh, rasanya kita kenal,” ujar ahli kuliner khas Minang, Uni Reno, melansir Kompas Travel.

Baca Juga : Asam Urat Ahmad Dhani Kambuh di Penjara, Benarkah Tidur di Lantai dan Mandi Air Dingin Penyebabnya?

Walaupun demikian, tidak sedikit orang yang mengatakan agar tidak mengonsumsinya dalam jumlah banyak karena mengandung kolesterol karena berbahan dasar santan.

Bertentangan dengan anggapan tersebut, Prof. dr. Nur Indrawaty Liputo, M.Sc, Ph.D dalam disertasi Ph.Dnya di International Health and Development Unit at the Faculty of Medicine, Monash University, Melbourne, Australia, mengungkapkan santan justru menyehatkan.

Hal ini dibuktikan dengan kandungan lemak jenuh masakan Minang bersantan yang jauh lebih rendah dibanding gorengan.

Baca Juga : Asam Urat Ahmad Dhani Kambuh di Penjara, Benarkah Tidur di Lantai dan Mandi Air Dingin Penyebabnya?

Masakan Minang, menurutnya, mengandung unsur-unsur utama yang dibutuhkan tubuh seperti, protein sebagai zat pembangun, karbohidrat sebagai sumber tenaga, dan lemak sebagai sumber tenaga dan lemak esensial, vitamin sebagai zat pengatur, dan mineral seperti zat besi dan kalsium.

“Jadi, masakan Minang yang bersantan aman untuk dikonsumsi,” ujarnya, melansir dari Nova.grid.id.

Di sisi lain, walaupun bersantan masakan Padang jika ditaruh dalam suhu ruangan juga akan bertahan lama, karena kandungan di dalamnya.

“Mengapa masakan padang yang ditaruh di suhu ruangan tidak basi? Padahal sangat mengandung santan. Itu karena di dalamnya ada lebih dari 16 rempah herbal yang bersifat antimikroorganisme,” papar Ervina, Msc., dari Indonesia International Institute for Life Sciences, melansir Tribun Travel.

Menurut Ervina, rempah-rempah tidak hanya berfungsi sebagai pemberi aroma tapi juga berguna sebagai pengawet, dan dapat bertindak sebagai antioksidan.

Antioksidan didapat dari bawang putih, jahe, jinten, cabai, daun serai, dan lain sebagainya.

Baca Juga : Terjadi Lagi, Bayi Baru Lahir Ini 'Mengandung' Janin Kembarannya Sendiri Sejak dalam Kandungan

Hal yang sama juga dikatakan oleh ahli gizi penelitian untuk Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins, Diane Vizthum, rempah-rempah merupakan sumber antioksidan.

“Ada lebih dari 100 bumbu umum yang digunakan dalam memasak di seluruh dunia. Rempah-rempah adalah sumber antioksidan terkonsentrasi," tutur Vizthum dalam laman hopkinsmedicine.org.

"Beberapa telah lebih banyak dipelajari untuk sifat terapeutik mereka daripada yang lain."

Dalam penelitiannya, Vizthum mendaftar beberapa rempah yang perlu dipertimbangkan untuk dimasukkan sebagai bumbu masakan.

Baca Juga : Campuran Bawang Putih dan Madu, Simpan Selama 7 Hari, Konsumsi 7 Hari Berturut-turut, Rasakan Khasitanya

1. Kayu manis untuk menurunkan gula darah

Kayu manis memberi rasa manis pada makanan tanpa menambahkan gula, dan penelitian menunjukkan itu dapat menurunkan kadar gula darah pada orang dengan diabetes tipe 2.

Kayu manis juga dapat memberikan manfaat yang menyehatkan jantung, seperti mengurangi kolesterol darah tinggi dan kadar trigliserida. 

Itu terutama penting bagi penderita diabetes yang berisiko lebih besar terkena penyakit jantung.

Kayu manis bukanlah pengganti obat diabetes atau diet yang dikontrol karbohidrat, tetapi bisa menjadi tambahan yang bermanfaat untuk gaya hidup sehat.

Baca Juga : Tuli Sejak Lahir, Satu Tahun Kemudian Bayi Imut Ini Bisa Mendengar Suara Ibunya Setelah Implan Koklea

2. Kunyit untuk Memerangi Peradangan

Salah satu komponen kunyit adalah zat yang disebut curcumin.

Penelitian menunjukkan, curcumin dapat mengurangi peradangan di otak, yang telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer dan depresi.

Dalam sebuah penelitian kecil terhadap orang dewasa di atas 50 tahun, mereka yang mengkonsumsi suplemen curcumin selama 18 bulan mengalami peningkatan skor dalam sebuah tes memori. 

Karena sifatnya yang antiinflamasi, curcumin juga efektif mengurangi rasa sakit dan pembengkakan pada penderita artritis.

Baca Juga : Sudah Jalani Kemoterapi Tahap 2, Annisa Pohan Mengatakan Ani Yudhoyono Tidak Seaktif Biasanya, Efek Kemoterapi?

Dan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa curcumin dapat memiliki sifat anti kanker yang kuat.

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Johns Hopkins menemukan kombinasi curcumin dan obat kemoterapi lebih efektif dalam mengecilkan tumor yang resistan terhadap obat daripada menggunakan kemoterapi saja.

3. Jahe untuk Menghilangkan Mual

Penelitian telah menemukan, jahe efektif untuk menenangkan mual yang berhubungan dengan kehamilan dan mengurangi gangguan perut setelah operasi.

Beberapa penelitian juga menemukan, jahe memperbaiki keparahan akibat mabuk perjalanan atau mencegah timbulnya gejala mabuk perjalanan.

Bahkan mungkin membantu dengan mual dan muntah yang diinduksi kemoterapi ketika diminum bersamaan dengan obat anti mual.

4. Bawang Putih untuk Meningkatkan Kesehatan Jantung

Baca Juga : Campuran Bawang Putih dan Madu, Simpan Selama 7 Hari, Konsumsi 7 Hari Berturut-turut, Rasakan Khasitanya

Seiring bertambahnya usia, beberapa pengerasan pembuluh darah adalah hal yang normal.

Ini disebut aterosklerosis dan terjadi akibat timbunan lemak yang terdiri dari kolesterol dan zat lain yang menumpuk di bagian dalam dinding arteri.

Faktor-faktor seperti merokok, tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi dapat memperburuknya.

Karena penumpukan meningkat dari waktu ke waktu, arteri menyempit. Ini bisa membuat orang-orang rentan terhadap serangan jantung dan stroke .

Baca Juga : Terjadi Lagi, Bayi Baru Lahir Ini 'Mengandung' Janin Kembarannya Sendiri Sejak dalam Kandungan

Para peneliti telah menghubungkan asupan bawang putih dengan menjaga pembuluh darah fleksibel, terutama pada wanita.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa makan bawang putih dapat mengurangi kolesterol dan trigliserida.

Bawang putih adalah bahan utama dalam diet Mediterania, gaya makan yang sering direkomendasikan dokter jantung. Dapat digunakan dalam sejumlah hidangan gurih.

5. Cayenne atau cabai rawit untuk Meredakan Nyeri

Baca Juga : Diet Sesuai Golongan Darah, Kunci Memiliki Tubuh yang Diidam-idamkan Masing-masing Orang

Cabai rawit mengandung zat yang disebut capsaicin. Itu yang membuat mereka pedas dan juga yang bisa menghilangkan rasa sakit.

Capsaicin mengurangi jumlah sinyal rasa sakit yang dikirim ke otak. Sehinga ini bekerja pada rasa sakit yang disebabkan oleh radang sendi dan kerusakan saraf terkait diabetes.

Penelitian laboratorium yang dilakukan pada hewan menunjukkan makan cabai rawit juga dapat membantu dengan sesuatu yang menyebabkan banyak rasa sakit internal.

Meskipun orang sering mengasosiasikan makanan pedas dengan gangguan perut, capsaicin membantu menghambat pertumbuhan bakteri penyebab maag (Helicobacter pylori atau H. pylori), mengurangi asam lambung berlebih dan meningkatkan aliran darah.

Jadi, tidak perlu khawatir saat mengonsumsi masakan Padang, ya!

Sudahkah makan nasi padang hari ini?(*)

Baca Juga : Sering Kesemutan Tanda Awal Gangguan Saraf Tepi Neuropati Hingga Tumor