Find Us On Social Media :

Heboh Minuman Sejuta Umat Sebabkan Leukemia, Faktanya Bumil Minum Kopi Tidak Sebabkan Leukemia Seperti Diderita Ibu Ani Yudhoyono

Benarkan minuman kopi dapat menyebabkan leukemia pada janin?

GridHEALTH.id - Kondisi Ani Yudhoyono membuat banyak orang cukup khawatir belakangan ini.

Sebab dalam beberapa foto yang diunggah ke akun Instagram, tubuh Ani Yudhoyono semakin terlihat kurus karena kanker darah yang diidapnya.

Terlebih istri dari Susilo Bambang Yudhoyono ini sedang menjalani pengobatan kemoterapi di National University Hospital, Singapura, sejak beberapa bulan yang lalu.

Baca Juga : Usai Terapi Bekam Bukannya Tambah Sehat, Wanita 60 Tahun Ini Justru Alami Hal Menyakitkan

Kemoterapi yang dijalaninya memang membuat Ani menjadi sulit makan, inilah yang membuat tubuhnya semakin kurus dan terlihat semakin melemah.

Bahkan menurut menantunya, Annisa Pohan, ibu dari suaminya itu terlihat lebih pucat dan memiliki garis hitam di bawah matanya.

"Tapi fisik ibu memang berubah karena emang semuanya drop sehingga lebih pucat wajahnya. Lebih ada garis hitam di bawah mata," kata Annisa saat ditemui di kawasan Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Selasa (16/4/2019).

Baca Juga : Buka-bukaan Rahasia Awet Muda dan Tetap Seksi Meriam Bellina dan 2 Nenek Lainnya

Annisa juga menuturkan, mertuanya itu harus selalu terpasang dengan infus.

Rasa mual dan kelebihan cairan tubuh pun tak bisa dihindarkan.

"Rasa mual yang hebat, dan cairan-cairan di tubuhnya lebih banyak diproduksi. Infus harus terus menerus melekat," papar Annisa.

Terlepas dari ini, ada sebuah artikel yang menyebut bahwa minum kopi saat hamil berisiko menyebabkan janin menderita kanker darah jenis leukemia saat sudah lahir.

Artikel yang diterbitkan oleh Daily Mail itu berjudul "Coffee may raise child cancer risk: New evidence that caffeine could damage babies' DNA (Kopi dapat Meningkatkan Risiko Kanker Anak; Bukti Baru Bahwa Kafein dapat Merusak DNA)".

Baca Juga : Terkenal Bisa Turunkan Berat Badan, Benarkah Air Lemon Bisa Bakar Lemak dalam Tubuh?

Dalam artikel tersebut disebutkan para ahli telah mengungkapkan kafein dapat merusak DNA bayi di dalam rahim yang membuat mereka lebih rentan terhadap leukemia, kanker paling umum pada anak-anak.

Untuk mengetahui kaitannya, para ilmuwan di Universitas Leicester akan meneliti asupan kafein dari ratusan wanita hamil dan membandingkan hasilnya dengan sampel darah dari bayi mereka setelah lahir.

Peneliti Dr Marcus Cooke mengatakan ada 'kemungkinan bagus' studi ini akan membuat koneksi dengan penelitian sebelumnya.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa kafein merusak DNA, memotong kemampuan sel untuk melawan pemicu kanker seperti radiasi.

Perubahan jenis ini telah terlihat pada sel darah anak-anak dengan leukemia. Ilmuwan tahu mereka terjadi di dalam rahim, tetapi tidak tahu mengapa.

Baca Juga : Buka-bukaan Rahasia Awet Muda dan Tetap Seksi Meriam Bellina dan 2 Nenek Lainnya

"Meskipun tidak ada bukti sama sekali hubungan antara kafein dan kanker, kami menempatkan dua dan dua bersama-sama dan mengatakan: kafein dapat menyebabkan perubahan ini dan telah ditunjukkan bahwa perubahan ini meningkat pada pasien leukemia," ujar Dr Cooke.

Studi ini juga didukung dengan saran dari Food Standards Agency, kafein yang aman dikonsumsi dengan aman pada masa kehamilan dikurangi, dari 300mg sehari menjadi 200mg.

Ini setara dengan dua cangkir kopi instan, empat cangkir teh atau lima kaleng minuman bersoda.

Sayangnya, pernyataan ini justru dibantah dengan sebuah artikel yang diterbitkan dalam laman resmi Cancer Reasearch UK, scienceblog.cancerresearchuk.org.

Artikel ini menyebutkan studi Dr Cooke ini belum dilakukan oleh para ilmuwan.

Semua yang ada adalah serangkaian rencana dan ide di kepala sekelompok ilmuwan.

Baca Juga : Caleg Partai Demokrat Pekalongan Jual Murah Ginjal Untuk Bayar Utang, Risikonya tak Sepadan Dengan Harga Pasaran 1,9 Miliar Lebih

Tapi kisah ini memang berawal dari siaran pers yang dikeluarkan oleh Universitas Leicester dan Dr Cooke baru menerima dana untuk memelajari bagaimana meminum kafein selama kehamilan dapat memengaruhi risiko leukemia pada janin.

Itu adalah titik kritis. Seperti halnya ilmuwan lain, kelompok ini merasakan pertanyaan yang menarik dan telah merancang studi untuk menguji ide-ide mereka. Tapi mereka belum melakukan apa pun.

Jadi bagaimana hubungan potensial ini antara kopi dan kanker? Ada banyak penelitian di bidang ini, tetapi sebagian besar gagal mencapai jawaban yang konsisten. 

Baca Juga : Sangat Mudah, Menciptakan Gaya Hidup Sehat Untuk Anak Sejak Dini!

Sejauh ini, beberapa studi Perancis telah melihat masalah ini.

Yang pertama, yang diterbitkan pada tahun 2005, membandingkan 280 anak-anak dengan leukemia dengan 288 anak-anak yang sehat.

Para peneliti meminta para ibu dari anak-anak ini untuk mengatakan berapa banyak kopi yang mereka minum saat mereka hamil.

Mereka menyimpulkan, anak-anak yang ibunya minum lebih dari 8 cangkir kopi sehari memiliki risiko leukemia yang lebih besar.

Baca Juga : Pernah di Posisi Ani Yudhoyono, Sutopo Purwo Sarankan Makanan Ini Untuk Mengurangi Efek Kemoterapi Kanker

Namun, hasil studi pertama ini hanya signifikan secara statistik, yang artinya para ilmuwan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa itu adalah kebetulan.

Kemudian studi pertama dibantah oleh studi kedua, yang diterbitkan pada 2007 oleh kelompok riset yang sama.

Studi kedua ini melihat pada jumlah anak yang lebih besar, 472 anak dengan leukemia, dan 567 anak tanpa leukemia.

Studi ini menemukan, anak-anak yang ibunya minum tiga atau lebih cangkir kopi sehari ada kemungkinan tidak lebih mengembangkan leukemia daripada mereka yang ibunya menghindari kopi sama sekali.

Artinya, berdasarkan studi ini, tidak ada bukti kuat untuk percaya bahwa kopi dapat meningkatkan risiko kanker dan atau leukemia pada anak yang belum lahir.

Sekarang, sangat mungkin bahwa studi yang direncanakan Dr Cooke akan menambahkan beberapa bukti baru ke dalam campuran studi-studi tentang kafein dan leukemia ini.(*)

Baca Juga : Heboh di Twitter Video Diduga Jonatan Christie & Artis Lain Masturbrasi, Apakah Ada Risikonya?