GridHEALTH.id - Tekanan Darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit yang cukup sering terjadi di kalangan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Mengukur Tekanan Darah di Rumah Hasilnya lebih Valid daripada di Klinik, Ini Alasannya
Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2015, ada 1,13 miliar orang di dunia dengan hipertensi.
Itu artinya 1 dari 3 orang di dunia hidup dengan kondisi tekanan darah tinggi. Padahal kondisi ini merupakan pintu masuk penyakit jantung dan pembuluh darah.
Hipertensi tidak bisa dianggap remeh karena berdampak pada aneka gangguan kesehatan, misalnya stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal.
Risiko hipertensi atau tekanan darah tinggi akan meningkat seiring bertambahnya usia seseorang. Tetapi dengan kita rajin berolahraga secara teratur, risiko tersebut dapat diturunkan secara drastis.
Dari sekian banyak jenis olahraga, ada beberapa yang lebih direkomendasikan karena memiliki efek yang sangat bagus dalam mengontrol tekanan darah.
Menurut studi ilmiah, berikut adalah tiga olahraga terbaik bagi mereka yang tidak ingin mengalami atau sudah menderita darah tinggi agar bisa segera teratasi;
Baca Juga: Orang Dewasa Juga Bisa Kekurangan Gizi, Ini Tanda-tandanya
1. Berenang
Dikenal sebagai salah satu bentuk latihan jantung yang baik dan berintensitas rendah yang dapat dilakukan oleh kebanyakan orang, terutama manula.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Cardiology melaporkan bahwa berenang dapat mengurangi tekanan darah sistolik rata-rata 9 poin, pada orang berusia 60 tahun yang rutin melakukan renang setidaknya 3-4 kali seminggu selama 12 minggu .
2. Berjalan kaki
Sebuah studi yang dipublikasikan pada 2013 dalam jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology mempelajari manfaat kesehatan lebih lanjut dari berjalan bagi kesehatan jantung.
Dengan melihat data setidaknya 33.060 pelari di National Runners ‘Health Study dan 15.045 pejalan kaki di National Walkers’ Health Study, para peneliti melaporkan berikut.
Bahwa jumlah energi sama yang digunakan seseorang untuk berlari dengan intensitas tinggi dan intensitas sedang berjalan mengakibatkan penurunan serupa pada tekanan darah tinggi, risiko diabetes dan kolesterol tinggi.
Selama jangka waktu 6 tahun, dilaporkan bahwa pejalan kaki memiliki 7,0% pengurangan risiko kolesterol tinggi, 7,2% pengurangan risiko hipertensi dan 12,3% pengurangan risiko diabetes.
Lebih lanjut disebutkan bahwa mereka yang berolahraga dengan berkelompok memiliki dampak yang lebih baik. “Berolahraga dengan 2-3 orang lain secara teratur akan tampak seperti aktivitas bersosial yang menyenangkan.”
Baca Juga: Tidak Semua Makanan Bisa Dipanaskan di Microwave, Ini Bahayanya
3. Bersepeda
Menurut pelatih olahraga selebriti Scott Parker, bersepeda di pagi hari adalah bagian utama dari rutinitas hariannya, termasuk yang paling disarankan juga kepada para kliennya.
“Hal sederhana seperti naik sepeda 30-35 menit dapat membuat jantung terpompa, meningkatkan kesehatan jantung, dan membuat tubuh jadi lebih sehat,” tambahnya.
Baca Juga: Merry Mantan Asisten Raffi Ahmad Batal Menikah, Alasannya Jodohnya Saudara Sendiri Berisiko Resesif
Scott juga mengatakan kombinasi latihan seperti bersepeda, latihan ketahanan, termasuk angkat beban, sangat bagus bagi mereka yang memiliki masalah hipertensi.
Pada 2016, American Heart Association melakukan 2 studi terpisah, yang diterbitkan bersamaan, melihat adanya efek khusus bersepeda pada kesehatan jantung.
Salah satu penelitian lain, yang diterbitkan dalam jurnal Circulation, mengamati 45.000 peserta dewasa Denmark berusia antara 50 hingga 65 tahun, dan bersepeda sebagai bagian dari rutinitas sehari-harinya baik untuk perjalanan maupun rekreasi.
Setelah 20 tahun diamati, para peneliti melaporkan bahwa pengendara sepeda memiliki sekitar 11-18% lebih sedikit serangan jantung, dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah bersepeda untuk bekerja ataupun bersenang-senang.
Studi kedua, yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association, melaporkan bahwa 20.000 orang dewasa Swedia berusia 40-an hingga 60-an yang bersepeda untuk bekerja lebih kecil kemungkinannya daripada mereka yang tidak bersepeda memiliki kolesterol tinggi, obesitas, tekanan darah tinggi dan pradiabetes.
Para peserta dipelajari selama 10 tahun, bagaimana tingkat kadar kolesterolnya, kebiasaan perjalanan, tekanan darah, perubahan berat badan, dan glukosa darah semuanya dicatat.
Pada awal penelitian, para partisipan dilaporkan 13% lebih kecil kemungkinannya menderita tekanan darah tinggi, 15% lebih kecil memiliki obesitas, 12% lebih kecil memiliki pradiabetes atau diabetes dan 15% lebih kecil kemungkinannya memiliki kolesterol tinggi, dibandingkan dengan mereka yang tidak bersepeda.
Peserta yang bersepeda atau melanjutkan bersepeda selama studi memiliki risiko obesitas 39% lebih rendah, risiko diabetes 18% lebih rendah, risiko tekanan darah tinggi 11% lebih rendah, dan risiko kolesterol tinggi 20% lebih rendah. (*)