GridHEALTH.id - Demo depan DPR pada Senin (23/9) dan Selasa (24/9) lalu tak hanya menelan korban sebanyak 88 orang luka-luka.
Ada seorang mahasiswa Al Azhar yang menjadi korban paling parah diantara lainnya.
Faisal Amir, mahasiswa 21 tahun asal Universitas Al-Azhar itu dinyatakan terpisah dari gerombolannya saat mengikuti demo tersebut.
"Dia terpencar dari rombongan setelah polisi menembaki gas air mata, teman-temannya enggak tahu dimana dia," kata Rahmat Ahadi, kakak Faisal, seperti dikutip Tribunnews.
"Kemudian ada seorang mahasiswa lainnya sekitar pukul 17.40 WIB menemukan Faisal sudah enggak sadar di dekat Restoran Pulau Dua," tambahnya.
Sementara itu, Iman, saksi mata menuturkan, dirinya menemukan Faisal sudah bersimbah darah di sebuah basement yang berada di dekat Restoran Pulau Dua.
Faisal kini tengah menjalani perawatan intensif di RS Pelni, Slipi, Palmerah, Jakarta Pusat.
"Dari hasil rontgen, Faisal mengalami luka retak dari jidat kiri sampai ke bagian kepala sebelah kanan. Kemudian, bahu kanannya patah dan ada luka memar di bagian dada sampai lengannya," ucap Rahmat Ahadi (27), kakak korban, Rabu (25/9/2019).
Akibat luka cukup serius pada bagian kepala, Rahmat menyebut, saat ini sang adik masih menjalani operasi untuk menghentikan pendarahan di bagian otaknya.
"Terakhir saya lihat kondisinya kata dokter ada pendarahan di otak sehingga saat ini sedang dilakukan operasi untuk menghentikan pendarahannya," ujarnya saat ditemui di RS Pelni.
Tak hanya itu, Faisal pun dikabarkan sempat koma kala dilarikan ke rumah sakit.
Namun dari unggahan salah satu aktivis dan mantan wartawan, Ananda Badudu menyebutkan bahwa Faisal sudah melewati masa kritis dan mempersiapkan operasi bahu.
"Barusan kami kontak-kontakan dengan keluarga faisal, alhamdulillah operasi luka berat di kepala berhasil, faisal lewat masa kritis, sekarang sedang persiapan operasi bahu. Mari doakan beliau cepat pulih," tulis Ananda Badudu dalam Twitter-nya.
Operasi bahu biasanya diperuntukkan bagi seseorang yang mengalami terjepitnya tendon bahu atau robeknya manset rotator (tempat melekatnya otot dan tendon pada lengan hingga tulang belikat).
Adapun beberapa kemungkinan yang menyebabkan operasi bahu menurut The American Academy of Orthopaedic Surgeons, yaitu:
1. Ketidakstabilan bahu
Ketidakstabilan terjadi ketika kepala tulang lengan atas dipaksa keluar dari soket bahu. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari cedera mendadak atau karena terlalu seringnya menggunakan ligamen bahu.
Pasien dengan dislokasi berulang biasanya membutuhkan pembedahan.
Perbaikan bedah terbuka mungkin memerlukan kunjungan singkat di rumah sakit. Perbaikan bedah artroskopi sering dilakukan berdasarkan rawat jalan.
Dengan mengikuti salah satu prosedur, rehabilitasi ekstensif, seringkali termasuk terapi fisik, diperlukan untuk penyembuhan.
2. Tulang selangka patah
Sebagian besar cedera ini dirawat secara non-bedah dengan sling atau splints.
Patah tulang selangka yang parah atau pemisahan sendi acromioclavicular (ujung bahu) mungkin memerlukan perbaikan bedah.
3. Kepala tulang lengan yang retak
Kepala humerus (tulang lengan) yang patah memerlukan perbaikan bedah terbuka dan mungkin penggantian dengan sendi buatan (prostesis).
Walau kini kondisi Faisal Amir sudah melewati masa kritis, namun mantan personel Banda Neira itu membagikan tautan bagi siapapun yang ingin menyumbangkan biaya pengobatan. (*)