GridHEALTH.id - Setelah melalukan serangkaian latihan dan berbagai persiapan di tanah air , kini para pelari Team Ronald McDonald House Charities (RMHC) Indonesia yang terdiri dari 11 pelari siap berlaga di ajang lari New York Marathon yang terkenal dengan sebutan TCS New York Marathon 2019.
Baca Juga: Tetap Sehat dan Berprestasi, Kakek Tukang Becak Ini Kerap Juara Lomba Lari Internasional
Para pelari akan memulai marathon besok pagi tanggal 3 November 2019 waktu setempat di Staten Island dan akan berlari melalui 5 area di New York yaitu Staten Island, Brooklyn, Queens, Bronx dan Manhattan.
Marathon ini akan berakhir di Central Park dan akan didukung jutaan orang yang akan berdiri di tepi jalan untuk memberi dukungan bagi para pelari sepanjang rute.
Para pelari Tim RMHC berlari di TCS New York Marathon 2019 ini dengan satu tujuan mulia yaitu menggalang dana untuk pembangunan rumah singgah ke 3 dari Yayasan Ronald McDonald House Charities ( RMHC) di Denpasar Bali.
Rumah Singgah keluarga pasien anak ini akan menjadi rumah tinggal sementara bagi orang tua atau keluarga yang tinggal jauh dari Denpasar dan sedang menemani buah hati mereka dalam menjalani pengobatan karena penyakit kronis yang dideritanya.
Rumah Singgah ini sudah mulai dalam tahap pembangunan dimana peletakan batu pertama sudah dilakukan bulan Oktober lalu.
Di harapkan melalui penggalangan ini , rumah singgah Yayasan RMHC dapat segera terwujud. Penggalangan dana masih berlangsung sampai Desember 2019 melalui www.rmhc.or.id.
Bagi sebagian masyarakat di kota-kota besar lari telah menjadi bagian dari hobi sebagai pengisi waktu luang dari mobilitas kehidupan perkotaan.
Baca Juga: Gara-gara Rokok, Istri Indra Bekti 3 Hari Koma dan Paru-parunya Menghitam
Para penggiat olahraga yang mengutamakan daya tahun tubuh ini kemudian mengikuti berbagai perlombaan lari baik yang diadakan secara komersial maupun berdasarkan amal.
Perlombaan tersebut menjadi arena bagi para pecinta lari untuk menunjukkan kemampuan fisiknya dalam menyelesaikan jarak tempuh dan sebagai ruang ekspresi diri mereka kepada sesama pecinta olahraga ini.
Olahraga lari yang menempuh jarak jauh di jalan raya ini dikenal dengan nama marathon dan kegiatan ini telah menjadi fenomena global.
Sebagai salah satu olaharaga yang popular di dunia saat ini, lomba marathon telah menjadi ikon bagi para pecinta lari untuk menegaskan identitasnya.
Lari merupakan salah satu macam olahraga kardio. Seperti yang telah kita ketahui, kardio adalah tipe olahraga yang baik untuk kesehatan jatung.
Baca Juga: Bocah 9 Tahun Tewas di Malang Akibat Tersedak Bakso, Ini P3K Mengatasi Tersedak
Selain lari, olahraga lain yang termasuk kardio, di antaranya berjalan, berenang, bersepeda, dan senam aerobik.
Lari dapat dibagi menjadi dua macam, yakni lari dengan patokan jarak dan lari dengan patokan kecepatan.
Pada kegiatan lomba lari biasanya ada kategori lari jarak 5 km, 10 km, 21 km, dan 42 km. Lari maraton adalah salah satu tipe lari jarak jauh (42 km), dan ini termasuk olahraga berat. Belum tentu pelari jarak 5 km, 10 km, ataupun 21 km dapat melakukan lari maraton.
Persiapan lari maraton berbeda dengan lari biasa. Pelari maraton selain harus latihan secara rutin, mereka juga harus menjaga pola makan. Latihan rutin akan meningkatkan daya tahan tubuh (endurance) sehingga dapat menempuh jarak jauh.
Jika dilakukan dengan tepat, lari maraton dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh, seperti membakar kalori tubuh lebih banyak, membentuk tubuh karena membuat seluruh otot tubuh bekerja, dan sebagai sarana bersosialisai karena berkumpul banyak teman yang mempunyai hobi yang sama.
Berlari juga dapat meningkatkan suasana hati karena saat berlari, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin. Hormon endorfin adalah hormon yang menyebabkan perasaan bahagia.
Baca Juga: Tak Disangka, 4 Makanan Sehat Bisa Mengobati Cacingan Secara Alami
Setelah lari maraton usai, stres yang dirasakan pun bisa menguap, berganti dengan perasaan senang dan bahkan percaya diri.(*)