Find Us On Social Media :

Serba Serbi Makanan Organik, Siapa Sangka Ada Konsekwensinya yang Ironisnya Kerap Terabaikan

Syarat produk organik dan konsekwensinya.

GridHEALTH.id - Kembali ke alam, back to nature, sekarang memang sedang menjadi trend.

Termasuk makanan organik, baik nabati maupun hewani.

Makanan organik kini menjadi trend tersendiri, malah sudah masuk tahap ke makanan bergengsi.

BACA JUGA: Produk Organik Cirinya Bukan dari Label, Mengkonsumsi Juga Ada Syaratnya

Makanan organik memang makanan yang kembali ke alam. Karena budidayanya tidak menggunakan teknologi yang mencemari, baik itu dengan obat-obatan kimia, atau teknologi yang menyalahi hukum alam.

Karenanya aneka bahan makanan organik ini haragnya pun tidaklah murah.

Namun, siapa sangka dibalik itu semua ada konsekwensi yang harus diterima dari bahan makanan organik ini.

BACA JUGA: Jelajah Gizi 2019, Makanan Organik; Memengaruhi Kesehatan Kita dan Planet Bumi

Sayang konsekwensi ini masih acap kali luput dari perhatian kita semua, atau mungkin masih banyak yang belum mengetahauinya, baik produsen alaias petai, juga konsumen.

Untuk lebih jelasnya, simak paparan di bawah ini.

BACA JUGA: Penyebab Gagal Tumbuh Pada Anak dan Cara Mengatasinya

1. Diklaim tidak mengandung pestisida

Petani konvensional pada umumnya menggunakan pestisida sintetis untuk melindungi sayuran dan buah dari jamur, hama, dan serangga.

Pestisida ini akan terus meninggalkan residu yang menempel pada sayuran dan buah sehingga dikhawatirkan berisiko pada manusia yang mengonsumsinya.

Berbeda dengan petani konvensional, petani organik menggunakan predator alami atau perangkap serangga untuk memberantas hama dan serangga.

BACA JUGA: Pada Pejabat Konsuler RI di Inggris Reynhard Sinaga Mengaku Penyuka Sesama Jenis Sejak Dulu, 'Tak Ada Gen Sebabkan Orang Jadi Gay'!

Meski demikian, jika ada penggunaan pestisida pada bahan makanan organik maupun non-organik, umumnya tidak melebihi kadar yang dianjurkan pemerintah.

Ada banyak hal yang harus dipenuhi produsen jika ingin mencantumkan label ’organik’ pada bahan makanan yang akan dijual, di antaranya:

- Tanaman tidak ditumbuhkembangkan dengan pestisida termasuk herbisida, pupuk sintetis, limbah lumpur, bioteknologi, atau radiasi ion.

Baca Juga : Mengenal Lebih Dekat Reynhard Sinaga, Predator Seksual Sesama Jenis yang Lahir di Jambi Ayahnya Seorang Bankir, Dihukum Seumur Hidup di Inggris

Baca Juga : Reynhard Sinaga Penjahat Kelamin asal Indonesia yang Dihukum Seumur Hidup di Inggris, Perkosa 190 Pria

- Daging dapat diberi label organik jika hewan yang diternakkan diberi pakan organik dan tidak diberi antibiotik dan hormon pertumbuhan.

- Hewan-hewan tersebut juga harus cukup mendapat akses ke tempat terbuka seperti rumput di tanah lapang.

2. Diklaim tidak mengandung bahan tambahan

Bahan tambahan yang dimaksud di sini misalnya bahan pengawet, pemanis buatan, monosodium glutamate (MSG), atau bahan pewarna dan perasa.

BACA JUGA: Penyebab Gagal Tumbuh Pada Anak dan Cara Mengatasinya

3. Diklaim lebih ramah lingkungan

Pertanian organik bertujuan menjaga kelestarian air dan tanah dengan mengurangi polusi bahan pestisida sintetik.

4. Terasa lebih enak

Hal ini bisa jadi dikarenakan pertanian organik umumnya mengolah tanaman dalam jumlah terbatas dan langsung menjualnya ke pasar terdekat dari lokasi pertanian tersebut.

Makanan yang segar tentu akan terasa lebih enak.

BACA JUGA: Berita Kesehatan Demam: Obat Ibuprofen Lebih Ampuh Atasi Demam Pada Anak Ketimbang Paracetamol

Sisi Lain Makanan Organik

Lantas, apakah bahan makanan organik benar-benar membawa manfaat kesehatan?

Belum ada jawaban yang pasti soal ini karena sangat sedikit bukti yang menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan organik benar-benar membawa manfaat kesehatan yang lebih banyak dibanding makanan konvensional.

BACA JUGA: Penderita HIV di Bekasi Terbanyak Pria Penyuka Sesama Jenis, Kurang Bahagia di Rumah dengan Istrinya

BACA JUGA: Begini Kondisi Bayi yang Diambil Sang Ayah dari Rahim Ibunya Setelah Dibunuh Menggunakan Parang di Bengkulu

Meski banyak membawa manfaat, ada beberapa konsekuensi yang harus kita tanggung jika mengonsumsi makanan organik, antara lain:

1. Harga bahan makanan organik lebih tinggi dibanding bahan makanan konvensional karena pertanian dan peternakan organik memerlukan metode perawatan khusus.

2. Bahan makanan organik lebih cepat membusuk karena tidak mengandung unsur pengawet.

3. Karena tidak menggunakan pestisida dan bahan tambahan lain, bentuk dan penampilan makanan organik mungkin tidak semenarik bahan makanan konvensional.

Baca Juga : Reynhard Sinaga Gunakan Obat GHB untuk Menjebak Para Korbannya, Apa Efeknya?

4. Warnanya barangkali tidak begitu cerah, ukurannya tidak begitu besar, atau terdapat lubang lubang pada sayur atau buahnya.

5. Pestisida sintetis bukanlah satu-satunya hal yang mengancam kesehatan makanan karena terdapat juga racun alami yang digunakan sebagai pestisida organik untuk melindungi tanaman.

Solanin adalah salah satu contohnya.

BACA JUGA: Aiih Lucunya Bayi Kembar Baru Lahir Ini, Keluar Dari Rahim Ibunya Sambil Bergandengan Tangan, Dokter Sampai Kaget

Konsekuensi-konsekuensi di atas tidak berarti bahwa kualitas bahan makanan organik bisa lebih rendah daripada makanan non-organik, sebab standar keamanan makanan yang diterapkan harus sama.

Bagaimana agar lebih sehat?

Orang yang mengonsumsi sayur dan buah organik lebih tidak berisiko terpapar residu pestisida.

BACA JUGA: Pembunuhan Melinda Zidemi, Korban Tetap Diperkosa Saat Tengah Haid, Pelaku Bisa Terinfeksi Balantis juga Hukuman Setimpal

Begitu juga yang mengonsumsi daging yang diternakkan secara organik lebih tidak berisiko terpapar bakteri yang resisten terhadap antibiotik.

Meski demikian, belum ditemukan manfaat kesehatan yang signifikan dari mengonsumsi bahan makanan organik.

Terdapat banyak faktor lain yang menentukan kesehatan seseorang di samping pilihan konsumsi makanan organik atau konvensional.

Sebenarnya, hal terpenting bukanlah pada apakah bahan makanan kita organik atau bukan.

Yang terpenting, pastikan kita selalu memproses bahan-bahan makanan tersebut sebelum dikonsumsi dengan beberapa cara di bawah ini.

BACA JUGA: Kecanduan Video Porno Sering Lakukan Inses, Inilah Fakta Baru Ibu dan Anak Pelaku Pembunuhan Bocah 5 Tahun di Sukabumi

- Untuk mendapatkan bahan makanan segar, belilah buah dan sayur sesuai musimnya, atau lebih baik lagi belilah langsung dari petani lokal.

- Cuci buah dan sayuran di bawah air mengalir sebelum dikonsumsi atau diolah.

Dengan mencuci, umumnya kotoran, debu, bakteri, dan bahan kimia yang menempel pada lapisan kulit akan hilang.

BACA JUGA: Belum Banyak yang Tahu, Jamur Mampu Turunkan Tekanan Darah Tinggi

Meski demikian, tetap ada bahan pestisida tertentu yang tidak dapat hilang dengan dicuci.

Ini bisa diatasi dengan mengupas kulitnya untuk mengurangi risiko paparan pestisida.

Di sisi lain, mengupas kulit buah atau sayur tertentu memang berisiko menghilangkan sebagian serat dan nutrisi.

Mengonsumsi berbagai jenis sayur, buah, dan protein hewani dapat mengurangi risiko paparan terhadap satu jenis pestisida.

Bacalah label makanan kemasan dengan baik.

BACA JUGA: Dokter Ini Masih Aktif Bekerja Meski Berusia 100 Tahun Lebih, Ternyata Rahasia Umur Panjangnya Enteng Banget

Walaupun diberi label organik, namun bisa saja produk tersebut masih mengandung kalori, gula, dan garam dalam kadar berlebihan.

Jika ingin mendatangkan nutrisi maksimal, baik makanan organik maupun non-organik, konsumsilah sayur dan buah dalam keadaan segar.

Nutrisi yang terdapat dalam makanan bisa mengalami oksidasi dari waktu ke waktu.

Sebagai contoh, meskipun kita memiliki buah jeruk organik, namun jika kita menyimpannya sekian lama dalam lemari pendingin, maka akan banyak nutrisi yang hilang dari buah jeruk tersebut.(*)

 #berantasstunting

 Artikel ini telah tayang di SajidnSedap.com, dengan judul: Dianggap Sehat, Ternyata Ini Dia 5 Konsekunsi Konsumsi Sayur dan Buah Organik! Enggak Sangka