Find Us On Social Media :

Berantas Stunting, Posyandu Berikan Pendidikan dan Pantauan Gizi Keluarga

Posyandu menjadi tempat edukasi gizig. seimbang sekaligus deteksi dini potensi stunting.

GridHEALTH.id- Gagal tumbuh alias stunting merupakan kondisi di mana anak mulai menunjukkan stagnansi atau penurunan pertumbuhan.

Memang, tingkat prevalensi stunting balita di Indonesia mengalami penurunan, sesuai hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI).

Survei tersebut dilakukan secara terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan BPS pada Maret 2019 dan melibatkan 320.000 rumah tangga.

Prevalensi stunting balita mengalami penurunan dari 30,8% tahun 2018 (Riskesdas 2018) menjadi 27,67% tahun 2019. Jadi menurun sekitar 3%.

Namun Indonesia sudah masuk dalam Low Middle Income Country (LMIC) menuju Upper Miiddle Income Country (UMIC). Untuk menuju ke UMIC, Indonesia harus meningkatkan kualitas SDM agar produktif, sebagai investasi manusia.

Jika tidak segera dilakukan intervensi, kondisi gagal tumbuh akan berujung pada kondisi malnutrisi seperti gizi kurang dan gizi buruk hingga berujung pada kondisi stunting. Kabar buruknya kondisi stunting sendiri bersifat tidak bisa kembali, sehingga pertumbuhan fisik dan kemampuan kognitif anak terganggu secara permanen.

Baca Juga: Berantas Stunting : Jangan Sampai Anak Terhambat Cita-citanya Akibat Stunting, Ini Cara Mencegah

Baca Juga: Berbuka dengan Cara yang Sehat Penting Untuk Menjaga Stamina Selama Puasa

Dalam pencegahan malnutrisi, pola makan sehat dan seimbang sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yang optimal. Waktu terbaik adalah mulai dari awal kehamilan hingga dua tahun pertama kehidupan anak.

Melakukan pemantauan rutin pertumbuhan anak di posyandu merupakan upaya terbaik untuk memantau status gizi dan mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan seperti stunting dan malnutrisi.

Untuk itu, pemerintah melakukan pembekalan pada para ibu dan kader posyandu mengenai kesehatan dan gizi balita.

 

Contohnya, praktik bagaimana memilih bahan yang bergizi dan memberi makan yang tepat, dilakukan dengan mengenalkan bahan pangan yang tersedia di sekitar.

Makanan yang diperkenalkan adalah yang bisa dicari di sekitar kita yang harganya murah tapi secara nutrisi nilai gizinya tinggi. Misalnya saja tempe tahu atau keong sawah.

Untuk mencari tahu bahan pangan lokal tersebut, para relawan posyandu sebelumnya melakukan pengamatan pada keluarga di daerah sasaran yang termasuk dalam kelompok tidak mampu tetapi balitanya sehat.

Baca Juga: Merasa Lemas dan Lamban Sepanjang Hari, Waspadai Kelebihan Gula 

Baca Juga: 7 Manfaat Minum Air Lada, Turunkan Berat Badan Hingga Sehatkan Tulang

Melalui kegiatan ini para ibu dan kader posyandu diharapkan bisa membuat sendiri makanan sehat. (*)

#berantasstunting #hadapicorona