GridHEALTH.id - Di Amerika Serikat, sekitar sepertiga warganya mempunyai tekanan darah tinggi, dan sepertiga lainnya memiliki prehipertensi atau di atas tekanan darah normal.
Baca Juga: Memeluk Pasangan, Cara Sehat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi!
Parahnya, hanya sekitar setengah dari orang yang punya tekanan darah tinggi yang mengendalikannya.
Tekanan darah tinggi memang tidak memiliki gejala tertentu, sehingga kita sering tidak menyadarinya selama bertahun-tahun, sampai kita mengalami serangan jantung atau stroke. Itu sebabnya, dokter menyebut tekanan darah tinggi sebagai "silent killer".
"Mereka yang aktif berolahraga memang cenderung lebih kecil kemungkinannya terkena dampak berbahaya dari darah tinggi, tapi mereka tidak kebal," kata Creswell. "
Olahraga umumnya mengarah pada penurunan tekanan darah. Orang yang aktif secara fisik memiliki risiko 50% lebih rendah mengalami hipertensi daripada orang yang tidak aktif.
Untuk diketahui, tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong dinding pembuluh darah saat jantung kita berdetak. Ini diukur dalam milimeter air raksa (mmHg).
Baca Juga: 4 Orang di Indonesia Paling Berisiko Kena Diabetes, Siapa Saja Mereka?
Tekanan darah sejatinya dibagi dua angka. Angka atas, tekanan sistolik, mewakili jumlah tekanan di pembuluh darah kita ketika jantung berdetak.
Kemudian angka bawah, tekanan diastolik, mewakili jumlah tekanan di pembuluh darah saat jantung kita beristirahat di antara detak jantung.
Baca Juga: Orangtua Wajib Kenali 8 Tanda Potensi Membuat Anak Calon Psikopat!
Tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg. American Heart Association (AHA) menyebut tekanan darah meningkat ketika tekanan sistolik antara 120 - 129 dan tekanan diastolik kurang dari 80.
American Heart Association sebelumnya mendefinisikan hipertensi atau tekanan darah tinggi bila pengukuran mencapai 140/90 dan lebih tinggi.
Pada 2017, mereka menurunkan plafon dan mendefinisikan bahwa tekanan lebih dari 130/80 sebagai hipertensi stadium 1, dan lebih tinggi dari 140/90 sebagai hipertensi stadium 2 dengan harapan menjangkau banyak orang pada tahapan awal penyakit.
Dalam studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam jurnal Blood Pressure, para peneliti menemukan bahwa orang dewasa yang kurang gerak, bisa mengurangi tekanan darah mereka rata-rata 3,9% sistolik dan 4,5% diastolik ketika mereka mulai mengikuti rutinitas latihan kardio rutin.
Agar mendapat hasil terbaik, American College of Cardiology dan American Heart Association merekomendasikan untuk melakukan sesi latihan gabungan antara olahraga kardio (bersepeda, berlari, dan jalan cepat), dengan olahraga ringan (senam, yoga, dan jalan santai).
Baca Juga: Bikin Langsing Hingga Mencegah Stroke, Ternyata Ini 8 Manfaat Kurma
Lalu, bagaimana bila seseorang tidak menyukai olahraga yang menguras keringat dan menghindari latihan kekuatan seperti angkat beban?
Jangan khawatir, studi tahun 2017 yang meninjau dampak Tai Chi pada lebih dari 1.600 orang dewasa menemukan, mereka yang mempraktikkan bentuk meditasi dari olahraga moderat mengurangi tekanan darah sistolik rata-rata 15,5 mmHg dan tekanan diastolik rata-rata 10,7 mmHg dibandingkan mereka yang tidak berolahraga sama sekali.
Baca Juga: Mengalami Kembar Air, Apa Maksudnya? Segera Hubungi Dokter
Jika tidak terbiasa dengan Tai Chi, maka yoga, pilates, jalan kaki dan berenang juga dianggap sebagai bentuk latihan meditatif yang dapat menurunkan tekanan darah bila dilakukan rutin.
Selain itu, ubahlah gaya hidup dengan tidak minum alkohol, mengurangi makanan bergaram karena mengandung natrium, dan perbaiki pola tidur agar mendapatkan tidur berkualitas.
Baca Juga: Tips dan Trik Turunkan Berat Badan Untuk yang Malas Bergerak
Menerapkan diet mediterania yang kaya akan buah-buahan dan sayuran, minyak zaitun, kacang-kacangan, ikan, biji-bijian serta makanan bukan olahan dan daging merah juga dapat membantu menurunkan tekanan darah diastolik. (*)
#berantasstunting