GridHEALTH.id - Pernikahan disebut-sebut dapat berdampak baik bagi kesehatan yang melakukannya.
Tapi tahukah dari manfaat kesehatan menikah tersebut, pria ternyata akan jauh mendapatkan manfaatnya ketimbang si wanita.
Hal ini diungkap oleh sebuah penelitian yang dilakukan oleh Landmark University College London, London School of Economics dan The London School of Hygiene dan Tropical Medicine.
Baca Juga: Berantas Stunting; Pernikahan Dini Jadi Penyumbang Tingginya Angka Kurang Gizi di Temanggung
Dimana hasil studi mereka menunjukan bahwa wanita ternyata tidak terlalu mendapatkan manfaat kesehatan dari suatu komitmen jangka panjang alias pernikahan.
Lebih lanjut peneliti mengatakan wanita yang menikah memiliki risiko terkena sindrom metabolik yang sama besarnya dengan wanita lajang.
Sindrom metabolik sendiri diantaranya seperti diabetes, hipertensi, juga obesitas.
Berbeda dengan pria, studi ini juga menilai bahwa menjadi seorang lajang tidak terlalu merugikan bagi kesehatan wanita.
Mereka juga mengatakan berverai tidak memiliki dampak yang terlalu membahayakan kesehatan pria dan wanita, selama dirinya menemukan pasangan yang baru.
Studi ini juga menemukan wanita yang bercerai diusia 30an memiliki risiko sindrom metabolik 31 % lebih rendah ketimbang wanita yang mempertahankan pernikahannya yang tidak bahagia.
Baca Juga: Tak Perlu ke Salon, 4 Bahan Alami Ini Bisa Rawat Kuku agar Tak Mudah Patah
Dilansir dari The Telegraph, Dr George Ploubidis, seorang ilmuwan kesehatan penduduk di UCL Institute of Education menyetujui temuan ini.
"Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa orang yang menikah memiliki kesehatan yang lebih baik dibanding orang yang belum menikah," kata Dr George Ploubidis.
"Padahal orang yang bercerai kemudian menikah lagi, memiliki derajat kesehatan yang mirip dengan wanita yang sekali menikah dan masih terus terikat dengan pernikahannya tersebut."
"Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa laki-laki mengalami penurunan tingkat kesehatan di masa-masa awal perceraian. Tapi, para pria itu cenderung untuk pulih dan kembali ke status kesehatan sebelum mereka bercerai," kata Dr. George lagi.
Ini menunujukan bahwa sebuah pernikahan bisa dibilang lebih menyehatkan pria ketimbang wanita.
Dimana pria yang bercerai pada usia 30-an dan tidak menikah lagi, memiliki risiko diabetes lebih rendah dibandingkan pria yang menikah.
Baca Juga: Walnut Kacang Super Yang Bisa Meningkatkan Kualitas Sperma Pria
Kesimpulan ini didapat dari hasil analisa terhadap data lebih dari 10.000 orang yang lahir di Inggris, Skotlandia dan Wales pada minggu yang sama di musim semi 1958.
Ini adalah studi pertama yang menyelidiki hubungan antara status pernikahan dan kesehatan di usia pertengahan.
Selama ini, pernikahan dianggap menguntungkan banyak orang karena berbagai alasan fisik dan psikologis.
Baca Juga: Jumlah Korban Virus Corona Terus Bertambah, Tapi Ratusan Pasien Juga Berhasil Sembuh
Para peneliti menduga, hal itu terjadi karena istri memiliki peran besar dalam mendorong pasangannya untuk hidup lebih sehat, makan dengan benar dan rutin memeriksakan diri ke dokter.
Sedangkan, perempuan mendapat keuntungan dalam hal psikologis karena memang mereka lebih menghargai hal-hal yang bersifat emosi. Pendapat lain dikemukakan oleh Harry Benson dari Marriage Foundation.
Benson mengatakan, ada keuntungan lain yang bisa didapat dari pernikahan, lebih dari sekadar masalah kesehatan.
"Inti dari pernikahan adalah penegasan komitmen demi stabilitas pasangan itu sendiri dan untuk kepentingan anak-anak mereka," katanya.
"Memiliki orang tua yang tetap bersama di dalam ikatan pernikahan yang bahagia, membuat anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan lebih baik."
Studi tahun 2011 menemukan, bahwa menikah dapat menurunkan risiko kematian dini sebesar 15 persen.
Setahun sebelumnya, WHO menyatakan bahwa pernikahan bisa mengurangi risiko kecemasan, orang-orang yang terikat dalam hubungan jangka panjang yang bahagia, jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menderita depresi dibanding mereka yang hidup melajang.
Baca Juga: Walikota New York Larang Minuman Bersoda, Ternyata Memang Ini Dampaknya Bagi Kesehatan
Studi yang dilakukan oleh Landmark University College London, London School of Economics dan The London School of Hygiene and Tropical Medicine ini telah dimuat dalam American Journal of Public Health.(*)
#berantasstunting