GridHEALTH - Kasus perundungan pada anak yang masih duduk di bangku sekolah kembali menyita perhatian publik tanah air.
Hal itu terjadi setelah sebuah video yang memperlihatkan kondisi seorang siswa yang diduga menjadi korban bully tampak mengkhawatirkan viral di media sosial.
Dimana siswa yang diketahui merupakan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini dikabarkan mengalami trauma dan luka memar membiru di beberapa bagian tubuhnya.
Baca Juga: Masa Kecil Sering Di-bully, Ini Kisah Kelam Rizky Febian yang Bisa Berdampak Hingga Dewasa
Alhasil saat ini ia harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit.
Dilansir dari Kompas.com, perundungan ini dialami oleh MS (13) siswa kelas 7 SMP Negeri 16 Kota Malang.
Ia dikabarkan mendapatkan tindakan kekerasan dari beberapa teman-teman sebayanya.
Sontak kasus perundungan ini pun memancing beragam kecaman publik lewat media sosial. Banyak juga yang meminta kasus ini diusut hingga tuntas.
Baca Juga: Jumlah Korban Virus Corona Terus Bertambah, Tapi Ratusan Pasien Juga Berhasil Sembuh
Namun demikian, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Zubaidah menolak tudingan adanya kekerasan terhadap MS.
Pasalnya, dari keterangan sejumlah pelaku yang juga merupakan teman korban itu, mereka hanya bermaksud bercanda.
Baca Juga: 4 Penyebab Munculnya Bau Mulut Meski Sudah Rajin Menyikat Gigi
“Kesimpulan sementara bukan kekerasan, tapi bercanda,” kata Zubaidah.
Sedangkan Kepala SMPN 16 Kota Malang, Syamsul Arifin mengatakan, terkait dengan kasus tersebut ada tujuh siswa yang diduga melakukan aksi perundungan terhadap korban.
Baca Juga: Pernikahan Ternyata Lebih Menyehatkan Pria Ketimbang Wanita, Kenapa ?
Namun demikian, kasus perundungan yang menimpa MS itu dianggap bukan karena faktor kesengajaan.
Hal itu karena para pelaku tidak memiliki latar belakang kenakalan yang dianggap cukup serius.
Baca Juga: 5 Penyebab Mata Lelah, Tak Bisa Hilang dengan Tidur Nyenyak
Menurutnya antara pelaku dan korban selama ini juga sangat akrab.
Mereka terlibat dalam satu organisasi.
"Bergurau seusia anak, karena yang melakukan anak-anak yang tidak punya rekam jejak kenakalan yang sangat keras,” kata Syamsul.
Baca Juga: 6 Manfaat Tepung Jagung untuk Kecantikan dan Kesehatan, Bisa untuk Kulit Bayi Juga
Meski demikian, yang mesti diingat perundungan atau bully dengan alasan apapun tidak bisa dibenarkan termasuk dari sisi medis.
Sebab anak yang menjadi korban bully atau perundungan kondisi kesehatannya akan sangat terganggu, terlebih kesehatan mentalnya.
Seperti dilansir dari childrensnational.org, ketika korban merasa stres dengan ancaman konstan dari bullying, maka respon “fight or flight” mereka akan bekerja.
Saat kondisi ini terjadi otot-otot akan menjadi tegang, jantung berdebar kencang, dan tubuh melepaskan adrenalin dan kortisol.
Seiring waktu, reaksi ini dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh mereka yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Adapun gejala awal yang biasa dialami korban perundungan diantaranya kecemasan, depresi, sakit punggung, sakit perut, cedera fisik, sakit kepala, hingga mudah marah.
Baca Juga: Tak Hanya Lewat Percikan Air Liur dan Telapak Tangan, Virus Corona Menyebar dari Kotoran Manusia
Namun semua itu berisiko besar terjadi bila tidak ada penanganan dari ahlinya, seperti psikolog atau psikiater, sejak dini.
Oleh karena itu, para korban perundungan sebisa mungkin harus segera mendapatkan penanganan agar risiko tersebut bisa diminimalisir.
Sementara itu, Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata mengaku sudah mendapat laporan kasus perundungan tersebut dari pihak keluarga korban.
Karenanya, ia akan segera melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus tersebut.
Baca Juga: Nanas dan Madu juga Garam Dicampur, Khasiatnya untuk Redakan Batuk
Baca Juga: Nanas dan Madu juga Garam Dicampur, Khasiatnya untuk Redakan Batuk
“Kita masih dalam tahap penyelidikan. Karena kita belum bisa menyentuh pada para saksi yang ada di sekolah, termasuk juga murid-murid yang terlibat,” kata Kombes Pol Leonardus Simarmata.(*)
#berantasstunting