Find Us On Social Media :

Favipiravir Dinilai Bisa Sembuhkan Virus Corona, Seberapa Ampuhkah?

Favipiravir diumumkan otoritas kesehatan China sebagai obat antiviral pertama untuk pasien corona yang disetujui untuk diedarkan.

GridHEALTH.id - Pemerintah Kota Taizhou, Provinsi Zhejiang, China, mengumumkan Favipiravir sebagai obat antiviral pertama untuk pasien corona yang disetujui untuk diedarkan.

Baca Juga: Terungkap, Pemantauan Virus Corona Eks WNI Wuhan Tak Maksimal, Ada yang Tidak Dilakukan Karena Alat Mahal

Dokumen persetujuan dari Badan Produk Medis Nasional mengatakan perusahaan produsen obat Zhejiang Hisun Pharmaceutical sudah memenuhi syarat untuk memproduksi obat generik Favipiravir.

Dikutip dari South China Morning Post (01/03/2020), Zhang Xinmin, kepala Departemen Bioteknologi Nasional di bawah Kementerian Sains dan Teknologi, mengatakan telah mengadakan uji coba terhadap pasien di Shenzhen, Provinsi Guangdong.

Hasilnya, obat itu menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dalam melawan virus corona dan pasien dengan gejala ringan.

Sebelumnya, sejumlah obat dipercaya bisa menyembuhkan corona, seperti obat HIV dan obat flu. Kemudian, sejumlah pasien juga mengaku diberikan vitamin kekebalan tubuh, agar tak mudah terinfeksi virus corona.

Meski begitu, penelitian di bidang farmasi untuk mengatasi virus corona masih terus dilakukan.

Baca Juga: Tak Perlu ke Gym, Latihan Kardio Ringan di Rumah Tingkatkan Kesehatan Jantung

Obat Favipiravir merupakan obat yang dibuat untuk mengobati influenza. Favipiravir menjadi salah satu obat untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran virus.

Dikutip dari website milik U.S. Food and Drug Administration, obat Favipiravir berbeda dengan obat anti influenza saat ini. Artinya, efek obat Favipiravir menargetkan virus influenza polimerase.

Baca Juga: Pasien Kanker Butuh Makanan Ini Agar Penyakitnya Tidak Bertambah Parah

Obat ini pernah menyembuhkan penyakit influenza dan korban virus ebola. Kini, Favipiravir dipercaya bisa atasi virus corona. 

Sebelum Favipiravir, peneliti juga menemukan obat untuk mengatasi corona, yakni dengan obat HIV dan Obat Influenza.

China dan Thailand memakai obat untuk pengidap virus HIV sebagai penanganan sementara pasien yang terinfeksi virus corona.

Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengatakan kombinasi obat lopinavir dan ritonavir yang dijual dengan merek Kaletra dari AbbVie, dipakai untuk menangani pasien yang terinfeksi virus corona.

Sebagai upaya pengobatan, China dilaporkan sedang menggunakan zat lopinavir dan ritonavir untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus corona.

Baca Juga: Fakta Menarik, Pilih Memelihara Kucing Ternyata Bikin Cerdas 

Kedua senyawa itu sendiri merupakan komposisi dari obat untuk penderita HIV bertajuk "Kaletra" yang diproduksi AbbVie.

Saat itu NHC mengaku belum bisa menemukan obat penangkal virus corona yang efektif.

Baca Juga: Sering Sendawa? Waspadai Adanya Gejala Penyakit Ini! 

Tapi mereka mencoba merekomendasikan pasien untuk mengonsumsi dua tablet lopinavir dan ritonavir dua kali sehari. 

"Pasien juga disarankan mendapatkan satu dosis alpha-interpheron dengan nebulizer dua kali sehari," imbuh NHC seperti dilansir dari Bloomberg pada Senin (27/01/2020). 

Wang Guangfa, seorang pakar pernapasan yang terinfeksi virus corona kala memeriksa pasien di Wuhan, pun mengaku menjadi salah satu "kelinci percobaan".

Kepada China News Week, Wang menyebut bahwa dokternya merekomendasikannya meminum obat-obatan HIV itu sembari menunggu alternatif pengobatan yang lain.

Baca Juga: 3 Faktor Penyebab Kerontokan Pada Rambut Akibat Penyakit Diabetes

Media Global Times melaporkan Pusat Pengendali dan Pencegahan Penyakit China akan mulai mengembangkan vaksin untuk menanggulangi wabah virus corona ini. (*)

#berantasstunting