Find Us On Social Media :

Bilik Desinfeksi Berbahaya juga Tidak Bisa Hilangkan Virus; Masyarakat Bisa Menolak Masuk ke Disinfectant Chamber

Bilik sterilisasi dan sarana cuci tangan

GridHEALTH.id – Sejak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi buah bibir dan berita setelah dirinya mempromosikan bilik desinfektan kepada Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto melalui video call, masyarakat langsung merasa mendapat agin segar untuk Hadapi Corona.

Sejak saat itu bilik desinfeksi langsung menjadi buruan masyarakat, kantor, bahkan pengurus rumah ibadah.

Baca Juga: Aneka Makanan Sehat yang Baik Untuk Paru-paru Saat Pandemi Corona

Tujuannya tidak lain untuk bisa meminimalisir infeksi juga penularan virus corona Covid-19 atau SARS Cov2.

Saat masyarakat banyak memburu bilik disinfeksi alias desinfektant chamber, Ahli dalam hal ini peneliti, dokter dan ahli kimia bahkan WHO tidak tinggal diam.

Mereka mengingatkan prihal penggunaan desinfektant.

Salah satunya pesan berantai notulensi Webinar kemarin Sabtu (29 Maret 2020), yang diterima redaksi GridHEALTH.id berikut ini.

Baca Juga: Agar Tak Mudah Sakit, Tingkatkan Imunitas Tubuh di Saat Wabah Melanda

Dalam notelensi tersebut disebutkan pembicaranya adalah Bimo A. Tejo, Ph.D , Associate Professor Department of Chemistry Universiti Putra Malaysia.

Adapun bahasannya pada Webinar yang disebutan diselenggaraan pada Sabtu, 28 Maret 2020, adalah mengenai Desinfecting Coronaviruses.

Poin satu dalam notulensi tersebut langsung menyebutkan mengenai disinfectant chamber.

Ditegaskan jika disinfectant chamber tidak efisien jika digunakan untuk menghilangkan virus.

Baca Juga: Patut Ditiru, Kebiasaan Orang Jepang Hingga Bisa Menahan Laju Pandemi Virus Corona

Padahal wabah yang sekarang kita semua sedang hadapi adalah virus SARS Cov2 alias Covid-19.

Hal lainnya yang lebih mengagetkan adalah seperti yang disebutkan dalam poin tiga pada notulensi Webinar tersebut.

Di poin tiga disebutkan dengan jelas, jika cairan (Alcohol dan Chlorine) digunakan untuk tujuan desinfeksi, maka diperlukan waktu kontak minimal 10 s/d 30 menit baru bisa mendesinfeksi virus.

Baca Juga: Dua Peneliti Universitas Airlangga Temukan Suplemen Lawan Virus Corona

Padahal seseorang berada di desinfektant chamber tidak lebih dari 1 menit. Jadi tidak efektif.

Karenanya, dalam nutulensi itu pun disebutkan jika, cuci tangan dengan sabun lebih efektif.

Dalam poin selanjutnya pada notulensi Webinar tersebut pun tak kalah membuat kita kaget, apalagi dengan maraknya pemberitaan mengenai desinfektant chamber yang efektif dalam Hadapi Corona hingga lebih efektif dan bersih dari cuci tangan dengan sabun.

Baca Juga: Perintah Kemendagri Kepada Seluruh Kepala Daerah, Pendanaan Penanganan Covid-19 Dibebankan ke APBD

Sebab menurut notulensi tersebut, untuk disinfectant chamber yang menggunakan bahan kimia Alkohol atau Chlorine, masyarakat bisa menolak untuk masuk ke disinfectant chamber.

Alsannya karena risikonya lebih besar daripada manfaatnya.

Berikut salinan Webinar tersebut yang diterima redaksi GridHEALTH.id.

Baca Juga: Daftar Negara yang Belum Melaporkan Kasus Virus Corona Covid-19

Notulensi Webinar

Busting the Myths: Desinfecting Coronaviruses

Pembicara: Bimo A. Tejo, Ph.D

Associate Professor Department of Chemistry Universiti Putra Malaysia

Sabtu, 28 Maret 2020

Baca Juga: Dulu Tentang Anies Baswedan Lockdown Jakarta, Kini Dokter Tirta Minta Viralkan Karantina Wilayah

1. Disinfectant chamber tidak efisien untuk disinfeksi yang tujuannya menghilangkan virus.

2. Cairan yang dipergunakan untuk disinfeksi, misalnya Alcohol dan Chlorine bersifat highly irritative untuk mata dan saluran pernafasan.

3. Jika cairan tersebut digunakan untuk tujuan desinfeksi, maka diperlukan waktu kontak minimal 10 s/d 30 menit baru bisa mendesinfeksi virus. Sedangkan pada desinfektant chamber waktu kontak tidak lebih dari 1 menit.

Baca Juga: Selama Pandemi Stop Mencium, Berciuman Bisa Sebabkan Penularan Covid-19

Baca Juga: 5 Jam Tak Dapat Penanganan di RSUD dengan Status PDP Corona, Pemred Motor Plus Pertama Minta Maaf ke Jokowi Sebelum Meninggal

4. Waktu kontak bisa dipersingkat dengan cara melakukan gerakan mekanis misalnya dengan menggosok-gosokkan seperti yang kita lakukan pada saat mendesinfeksi meja dan permukaan benda lainnya.

5. Cara paling baik yaitu CTPS (Cuci Tangan Pake Sabun).

6. Untuk desinfeksi benda bisa menggunakan sabun (paling baik), selain itu juga bisa menggunakan bahan berdasar Alcohol, Chlorine, baru kemudian golongan Lysol, Wipol dan sejenis. Ini hanya digunakan untuk benda, tidak untuk penggunaan langsung pada manusia.

Baca Juga: 29 Maret 2020 Pasien Covid-19 di Indonesia Bertambah 130, Ini Strategi yang Dibagikan PSSI

Baca Juga: Waspada, Wabah Corona Usai Musim Panas Datang, Penyakit Pernapasan Kembali Menjadi Momok

7. Untuk disinfectant chamber yang menggunakan bahan kimia Alkohol atau Chlorine, msyarakat bisa menolak untuk masuk karena karena risiko nya lebih besar daripada manfaatnya.

8. Untuk mendesinfeksi karpet atau permukaan yang berpori, pergunakan cairan Bayclean dengan konsentrasi yang lebih tinggi yaitu 1:10 daripada 1: 100.

Rangkuman Webinar IIHA

(PPDS Kedokteran Okupasi 2020)

Senada dengan rangkuman Webinar di atas, WHO pun dengan tegas meminta masyarakat Indonesia untuk tidak menyemprot disinfektan langsung ke tubuh manusia.

Baca Juga: Ini Dia Warga Wuhan Yang Diduga Jadi Orang Pertama Terinfeksi Covid-19

Baca Juga: Jaga Stamina Tubuh Agar Tak Mudah Sakit Hadapi Cuaca Esktrem Pancaroba

Menurut WHO disinfektan yang disemprotkan langsung tubuh manusia bisa membahayakan.

WHO menyarankan jika penggunaan disinfektan hanya untuk permukaan benda.

Cuitan WHO Indonesia di twitter tersebut langsung di mention kan kepada @KemenkesRI dan @BNPB-Indonesia oleh akun @Nparanietharan.(*)

#berantasstunting 

#HadapiCorona