Dilansir dari Kompas.com, menurut Profesor Imunologi di University of Manchester, Sheena Cruickshank, untuk mengetahui bagaimana merawat sistem imun, seseorang harus memahami kekuatannya terlebih dahulu.
"Ketika kamu bersentuhan dengan kuman yang belum pernah dikenali tubuh sebelumnya, kamu memiliki berbagai penghalang untuk mencoba menghentikannya masuk ke tubuh anda," kata Sheena.
Adapun contoh-contoh penghalang tersebut adalah kulit, ingus, dan mikrobiome.
Sementara, di bawahnya, tubuh kita dipenuhi oleh sel-sel epitel yang sangat sulit untuk dilalui bakteri juga virus.
Mereka memproduksi antimikroba termasuk yang paling relevan dengan virus corona, yaitu senyawa antivirus.
Jika patogen melewati pertahanan ini, ia harus melawan sel darah putih atau sel kekebalan tubuh.
Sel-sel tersebut akan menghadapi virus tanpa ita sadari.
Sistem ini juga merupakan dasar dari imunisasi melalui vaksinasi yang kita kenal sekarang ini.
Namun kita perlu tahu jika sistem imun manusia itu memiliki titik buta.
Artinya, respons imun tidak dapat mengenali virus atau kuman tertentu.