Find Us On Social Media :

Banyak Cara Tingkatkan Imunitas Tubuh disaat Wabah Corona Melanda, Tidak Semuanya Rasional dan Cocok untuk Kita

Hadapi Corona, karena kita tak bisa sembunyi darinya.

GridHEALTH.idWabah corona yang melanda banyak negara di dunia sekarang ini membuat kita semua ketakutan.

Wajar, sebab virus tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Juga virus corona agresif, dalam artian bisa menyebabkan seseorang yang terinfeksi meninggal sangat cepat.

Jadi tak heran, walau angka kematian TBC alias TB lebih tinggi di Indonesia, virus corona yang baru "'datang" ini lebih membuak kita terfokus padanya.

Baca Juga: Hindari Makanan Pemicu Migrain Saat Sahur dan Buka Agar Puasa Lancar

Untuk dieketahui, TBC alias TB yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, ditemukan pertama kali oleh oleh Robert Koch, telah membuat 11 orang meninggal dunia setiap jam di Indonesia. Tapi Indonesia sunyi senyap.

"Catat, TB ini sangat menular! Proses penyembuhannya lama, butuh waktu hingga enam bulan bahkan bisa tahunan," papar DR. Dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K), dalam acara ILC (25 Maret 2020).

Kembali ke wabah corona Covid-19, disaat wabah SARS CoV2 Novel Virus melanda dunia, termasuk di Indonesia, percaya atau tidak kini semakin banyak manusia yang membaca dan mengakeses berita juga informasi kesehatan yang bertebaran di internet.

Konten yang berkenaan virus corona, apalagi tips sehat Hadapi Corona termasuk tips meningkatkan imunitas tubuh supaya tidak bisa terinfeksi virus corona, sekarang paling banyak diminati pembaca.

Baca Juga: Penderita Penyakit Ginjal Aman Jalani Puasa Ramadan, Asal Hindari dan Kurangi Beberapa Makanan Berikut Ini

Jadi tak heran, sekarang ini bisa dengan mudah kita bisa menemukan aneka tips Hadapi Corona yang isinya selalu kembali ke meningkatkan imunitas tubuh.

Itu tidak salah, apalagi virus corona baru ini belum ada vaksinnya juga obatnya, dan satu-satunya andalan manusia di bumi saat ini untuk Hadapi Corona adalah dengan daya tahan tubuh yang optimal juga fit.

Tapi apakah semua informasi mengenai daya tahan tubuh yang bisa kita akses baca itu benar adanya dan cocok untuk kita? Ini yang seharusnya menjadi pertanyaan kita, setiap membaca semua informasi mengenai hal tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, menurut Profesor Imunologi di University of Manchester, Sheena Cruickshank, untuk mengetahui bagaimana merawat sistem imun, seseorang harus memahami kekuatannya terlebih dahulu.

Baca Juga: Bikin Sang Nenek Hidup Lebih dari 100 Tahun, Bima Arya Coba Ramuan Khusus dari Leluhurnya untuk Sembuh dari Covid-19

"Ketika kamu bersentuhan dengan kuman yang belum pernah dikenali tubuh sebelumnya, kamu memiliki berbagai penghalang untuk mencoba menghentikannya masuk ke tubuh anda," kata Sheena.

Adapun contoh-contoh penghalang tersebut adalah kulit, ingus, dan mikrobiome.

Sementara, di bawahnya, tubuh kita dipenuhi oleh sel-sel epitel yang sangat sulit untuk dilalui bakteri juga virus.

Mereka memproduksi antimikroba termasuk yang paling relevan dengan virus corona, yaitu senyawa antivirus.

Jika patogen melewati pertahanan ini, ia harus melawan sel darah putih atau sel kekebalan tubuh.

Baca Juga: Viral Beauty Vlogger Gunakan Humidifier Berisi Cairan Antiseptik untuk Tangkal Corona, Padahal Efeknya Bisa Rusak Paru-paru

Sel-sel tersebut akan menghadapi virus tanpa ita sadari.

Sistem ini juga merupakan dasar dari imunisasi melalui vaksinasi yang kita kenal sekarang ini.

Namun kita perlu tahu jika sistem imun manusia itu memiliki titik buta.

Artinya, respons imun tidak dapat mengenali virus atau kuman tertentu.

Akan tetapi, gaya hidup yang sehat akan memastikan pertahanan tubuh dapat melawan aneka virus-virus yang mau menyarang tubuh.

Baca Juga: Dokter Tewas Lagi, Banyak Korban Tenaga Medis Akibat Pasien Tak Jujur?

Oleh karenanya, kita memerlukan;

Makanan 

"Kita hidup dalam hubungan simbiotik dengan bakteri usus kita," kata Presiden British Society for Immunologi dan Profesor di University of College, London, Arne Akbar.

Mikroba tidak hanya membentuk pelindung tubuh, tetapi juga program sistem imun.

Hewan hasil pengembangbiakan yang tidak mempunyai mikrobioma, cenderung memiliki respons imun yang berkembang dengan kurang baik.

Sementara, orang dengan usia lanjut dan memiliki penyakit yang ditandai peradangan seperti alergi, asma, atau diabetes, cenderung memiliki mikrobioma usus yang kurang bervariasi.

Baca Juga: Covid-19 Berimbas Pada Ibadah Ramadan, Ini 4 Arahan dari MUI

Oleh karena itu, Sheena merekomendasikan pengonsumsian makanan yang bervariasi dengan serat tinggi, daripada sumber makanan dari hasil pengembangbiakan industri.

Sebab, semakin banyak makanan nabati yang dikonsumsi, akan semakin baik.

"Mikrobioma sangat menyukai serat, kacang-kacangan, dan makanan fermentasi," paparnya.

Mengutip dari Health.clevelandclinic, ada sebuah pepatah yang mengatakan sebuah apel sehari dapat menjauhkankan kita dari dokter.

Maksudnya, jika kita rutin mengonsumsi buah segar maka kita tidak mudah sakit.

Hal ini sangat relevan, mengonsumsi makanan bergizi yang kaya akan vitamin tertentu dapat membantu sistem kekebalan tubuh melawan penyakit.

Baca Juga: Covid-19 Berimbas Pada Ibadah Ramadan, Ini 4 Arahan dari MUI

Menurut seorang ahli diet terdaftar Julia Zumpano, RD, LD, vitamin C adalah salah satu pendorong sistem kekebalan tubuh terbesar.

Kekurangan vitamin C bahkan bisa membuat kamu lebih rentan sakit.

Makanan yang kaya vitamin C termasuk jeruk, jeruk bali, jeruk keprok, stroberi, paprika, bayam, kangkung, dan brokoli.

Asupan vitamin C harian sangat penting untuk kesehatan yang baik karena tubuh tidak memproduksi atau menyimpannya.

Untuk mendapatkan vitamin C mudah. Sebab vitamin C ada dalam begitu banyak makanan.

Karenanya kebanyakan orang tidak perlu mengonsumsi suplemen vitamin C, kecuali dokter menyarankannya.

Baca Juga: Alat Tes Covid-19 Tak Akurat, Inggris Minta China Kembalikan Uangnya

Begitu pula halnya dengan vitamin B6, sangat penting untuk mendukung reaksi biokimia dalam sistem kekebalan tubuh.

Makanan kaya vitamin B6 termasuk ayam dan ikan air dingin seperti salmon dan tuna.

Nah, vitamin B6 juga ditemukan dalam sayuran hijau dan dalam buncis, yang merupakan bahan utama hummus.

Terakhir vitamin E, yang merupakan antioksidan kuat yang membantu tubuh melawan infeksi.

Makanan yang kaya vitamin E termasuk kacang-kacangan, biji-bijian dan bayam.

Menghindari paparan sinar UV

Mikrobioma kulit juga sangat penting, tetapi sedikit yang mengetahuinya.

Paparan sinar ultraviolet yang intens dapat berdampak negatif, yaitu melemahkan fungsi perlindungan.

Baca Juga: Alat Tes Covid-19 Tak Akurat, Inggris Minta China Kembalikan Uangnya

Mencuci dengan sabun yang terlalu kuat dan menggunakan produk antibakteri juga tidak bersahabat dengan mikrobioma kulit.

"Kombinasi parfum dan pelembab mungkin juga memiliki efek," kata Sheena.

Berolahraga

Agar bugar secara keseluruhan, kesehatan fisik juga patut diperhatikan.

Sel darah putih dapat menjadi tidak aktif.

Namun, olahraga dapat memobilisasi mereka dan meningkatkan aliran darah kamu sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan pengawasan mereka untuk mencari hingga menghancurkan virus atau benda asing di bagian tubuh lainnya.

Baca Juga: Usaha IDI Berbuah Manis, Kini Jokowi dengan Tegas Meminta Jajarannya Ungkap Data Covid-19

Misalnya, melakukan olahraga setiap hari minimal 150 menit setiap minggu untuk kegiatan aerobik moderat (hiking, berkebun, bersepeda), atau 75 menit aktivitas bertenaga (berlari, berenang cepat, kelas aerobik) per hari.

Sementara, untuk orang yang lebih tua dan lebih rentan infeksi, olahraga apa pun yang mungkin dilakukan sangat dianjurkan.

Tidur cukup

Berolahraga dan makan sehat dapat membantu seseorang untuk tidur lebih baik.

Sebuah studi menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengganggu kemampuan melawan penyakit dari jenis limfosit yang disebut sebagai sel T.

Baca Juga: Didesak Masyarakat, Jokowi Minta Jajarannya Jujur Data Kasus Covid-19

Penelitian tersebut menjelaskan pentingnya bioritme alami secara keseluruhan.

Jika kamu memiliki pola tidur teratur, maka kamu memiliki ritme tubuh dan akan semuanya baik-baik saja.

Jadi, untuk bisa memiliki imununitas yang baik dan optimal tidak susah dan mahal.

Persoalannya, mau atau tidak kita melakukan hal tersebut di atas?(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona