GridHEALTH.id – Bulan Ramadan adalah bulan dimana umat muslim di seluruh dunia melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh.
Puasanya di siang hari, mulai dari adzan subuh berkumandang hingga adzan maghrib. Kurang lebih tidak makan dan minum tapi tetap beraktivitas biasa selama kurn waktu 12 jam setiap hari.
Baca Juga: Akibat Gejala Semakin Beragam, Covid-19 Dijuluki Penyakit 1000 Wajah
Nah, puasa seperti itu dalam kaca mata ilmu diet sehat dinamakan puasa intermiten.
Asal tahu saja, model diet dengan cara puasa seperti ini sekarang sedang digandrungi para selebritis internasional.
Puasa intermiten adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan melakuan puasa lebih lama dari puasa semalaman 8-12 jam, yang biasanya terjadi selama tidur setelah makan malam sampai sarapan pagi berikutnya.
Baca Juga: Gunakan Akal Sehat; Covid-19 Bukan Flu, Walau Cara Menyebar dan Menginfeksinya Sama
Puasa yang tiap tahun dilakukan umat muslim seluruh duni ini, melansir Obesity Medicine Association, dari artikel Intermittent Fasting (26 Maret 2018), mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan.
* Mengurangi asupan kalori harian rata-rata yang mengakibatkan penurunan berat badan
* Meningkatkan kontrol diabetes dan resistensi insulin
* Mengurangi tekanan darah
Baca Juga: Berpuasa Ramadan Saat Pandemi Virus Corona, Gizi Seimbang Kunci Hindari Infeksi
* Meningkatkan kolesterol baik
* Mengurangi peradangan
Masih dari sumber yang sama, manfaat terbesar dari puasa intermiten terjadi semakin lama periode puasa dan semakin pendek jendela makan.
Sementara itu, melansir dari The Royal Australian College of General Practitioners (RACGP), disebutkan puasa dengan metode ini, seperti yang puasanya umat muslim di bulan suci Ramadan, lebih baik dari metode diet lainnya.
Baca Juga: Update Covid-19; Pasar Ekstrem Wuhan Beroperasi Kembali, Ternyata Didukung WHO
Baca Juga: Makan Cokelat Hitam, Cara yang Menyenangkan untuk Meningkatkan Imunitas Tubuh Melawan Virus Corona
Dr Amy Hutchison, penulis dari University of Adelaide and the South Australian Health and Medical Research Institute (SAHMRI) mengatakan, Sebuah studi University of Adelaide baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Obesity memberikan dukungan kuat untuk pusa ini.
Sebab dalam penelitiaan itu mendapatkan, peserta studi yang paling sukses kehilangan sekitar 0,5-1 kg untuk setiap minggu penelitian.
Ini memberikan manfaat kesehatan yang signifikan, seperti penurunan penanda penyakit jantung.
Masih dari sumber yang sama, dr Tri Cao, dokter umum dengan minat khusus dalam penelitian dan pendidikan obesitas pun setuju jika puasa intermiten sebagai pilihan yang layak untuk pasien dengan obesitas.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona