Find Us On Social Media :

Studi: Virus Corona Menyerang Imunitas Tubuh Seperti Halnya HIV

Virus corona dapat menyerang kekebalan, seperti halnya HIV penyebab AID, studi.

GridHEALTH.id - Para peneliti di Shanghai dan New York telah melaporkan penemuan mengejutkan bahwa Covid-19 dapat menyerang sistem kekebalan manusia dan menyebabkan kerusakan yang serupa dengan yang ditemukan pada pasien HIV.

Tim tersebut terdiri dari Lu Lu, yang berasal dari Universitas Fudan di Shanghai, dan Jang Shibo, dari Pusat Darah New York.

Dilansir dari South China Morning Post (17/04/20), peneliti menemukan jika virus corona yang menyebabkan Covid-19 dapat membunuh sel-sel kekebalan tubuh. Padahal sel-sel kekebalan inilah yang seharusnya membunuh virus dalam tubuh.

Mereka meneliti dengan menggabungkan virus yang hidup, yang secara resmi dikenal Sars-CoV-2, kepada jalur sel limfosit T yang ditumbuhkan di laboratorium.

Limfosit T, juga dikenal sebagai sel T, memainkan peran sentral dalam mengidentifikasi dan menghilangkan benda asing ke dalam tubuh.

Peneliti menangkap sel yang terinfeksi virus, membuat lubang di membrannya dan menyuntikkan bahan kimia beracun ke dalam sel.

Baca Juga: China Akhirnya Mengakui, Jumlah Kematian Akibat Virus Corona yang Dilaporkan Hanya Separuh dari Fakta

Baca Juga: Penderita Hepatitis Boleh Berpuasa, Namun Bukan Hepatitis Jenis Ini

Bahan kimia ini kemudian membunuh virus dan sel yang terinfeksi hingga tampak robek menjadi  bagian-bagian kecil.

Yang mengejutkan para peneliti, sel T malah menjadi makanan empuk virus corona dalam percobaan mereka.

Mereka menemukan struktur unik dalam protein lonjakan virus yang tampaknya memicu perpaduan selubung virus dan membran sel ketika mereka bersentuhan.

Gen virus kemudian memasuki sel T dan mengambilnya sebagai sandera, menonaktifkan fungsinya melindungi manusia.

 Para peneliti melakukan percobaan yang sama dengan sindrom pernapasan akut yang parah, atau Sars, coronavirus lain, dan meemukan bahwa virus SARS tidak memiliki kemampuan untuk menginfeksi sel T.

Para peneliti menduga, ini diakibatkan kurangnya fungsi fusi membran. SARS, yang membunuh ratusan dalam wabah 2003, hanya dapat menginfeksi sel yang membawa protein reseptor spesifik yang dikenal sebagai ACE2, dan protein ini memiliki kehadiran yang sangat rendah dalam sel T.

Penyelidikan lebih lanjut terhadap infeksi virus corona pada sel T primer akan membangkitkan "ide-ide baru tentang mekanisme patogenik dan intervensi terapeutik", kata para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal peer-review Cellular & Molecular Immunology  terbaru.

Baca Juga: 7 Tanda Tiroid Bermasalah, Salah Satunya Rambut Sering Rontok

Baca Juga: Kata Ahli Soal Kehamilan di Kolam Renang : 'Sperma Akan Mati di Luar Tubuh'

 

Penemuan ini menambahkan bukti lain pada kekhawatiran yang berkembang di kalangan medis bahwa virus corona kadang-kadang bisa berperilaku seperti beberapa virus paling terkenal yang secara langsung menyerang sistem kekebalan manusia. Contohnya virus HIV penyebab AIDS.

Pada bulan Februari, Chen Yongwen dan rekan-rekannya di Institute of Immunology PLA merilis sebuah laporan klinis yang memperingatkan bahwa jumlah sel T dapat turun secara signifikan pada pasien Covid-19, terutama ketika mereka berusia lanjut atau memerlukan perawatan di unit perawatan intensif. Semakin rendah jumlah sel T, semakin tinggi risiko kematian.

Pengamatan ini kemudian dikonfirmasi oleh pemeriksaan otopsi pada lebih dari 20 pasien, yang sistem kekebalannya hampir sepenuhnya hancur, menurut laporan media Reuters

Dokter yang melihat mayat itu mengatakan kerusakan pada organ dalam mirip dengan kombinasi SARS dan AIDS

Tetapi ada satu perbedaan utama antara Sars-CoV-2 dan HIV, menurut penelitian baru.

 HIV dapat bereplikasi dalam sel T dan mengubahnya menjadi pabrik untuk menghasilkan lebih banyak salinan untuk menginfeksi sel lain.

 Tetapi Lu dan Jiang tidak mengamati adanya pertumbuhan coronavirus setelah memasuki sel-T, menunjukkan bahwa virus dan sel-T mungkin akan mati bersama.

Baca Juga: Punya Balita di Rumah, Apa Yang Harus Tersedia di Kotak Obat P3K?

 Baca Juga: Mengenal Pemanis Buatan, Pengganti Gula yang Tetap Perlu Dibatasi

 

 Studi ini memunculkan beberapa pertanyaan baru. Sebagai contoh, coronavirus dapat ada selama beberapa minggu pada beberapa pasien tanpa menimbulkan gejala apa pun. Bagaimana cara berinteraksi dengan sel T pada pasien ini tetap tidak jelas.

Beberapa pasien yang sakit kritis juga mengalami badai sitokin, di mana sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan dan menyerang sel-sel sehat.

Baca Juga: Hari Ginjal Sedunia, Tips dan Trik Menjaga Ginjal Tetap Sehat

Baca Juga: Daun Ketumbar Segar Terbukti Bersihkan Pankreas, Lever dan Ginjal

Tetapi mengapa dan bagaimana coronavirus memicu efek itu masih perlu digali lebih lanjut.(*)

#berantastunting #hadapicorona