GridHEALTH.id – Tidak dapat dipungkiri, pasien-pasien dengan penyakit kronis seperti jantung, diabetes, stroke, tekanan darah tinggi, dan penyakit autoimun rawan terserang virus corona bila imunitas tubuh mereka lemah.
Pun pasien-pasien ini biasanya sudah minum obat yang boleh dikatakan diminum seumur hidup untuk mengendalikan penyakitnya.
Lalu, bagaimana bila pasien-pasien ini terinfeksi virus corona dan dirawat di rumah sakit? Bagaimana dengan obat-obatan yang selama ini diminum? Tidakkah berpengaruh terhadap proses pengobatan, atau malah menyebabkan virus di dalam tubuh sukar dienyahkan?
Ada kabar gembira bahwa suatu studi mengenai obat pengencer darah yang diminum oleh jutaan pasien jantung, stroke, diabetes dan tekanan darah tinggi, ternyata tidak berdampak apapun pada pengobatan virus corona.
Studi pada penghambat ACE dan penghambat reseptor angiotensin tidak menyebabkan pasien terinfeksi virus corona menjadi lebih buruk. Dengan demikian, penelitian itu menyebutkan, pasien harus tetap meminumnya.
Tiga penelitian di Inggris, Jerman dan Amerik pada Maret 2020 secara serempak melihat kemungkinan hubungan antara obat pengencer darah, dikenal sebagai ACE inhibitor dan angiotensin receptor blocker (ARBs), dan COVID-19.
Baca Juga: Mitos dan Fakta Tentang Obat Pengencer Darah yang Perlu Dipahami
Baca Juga: Anak Sudah Belajar Puasa, Perlukah Pemberian Suplemen di Kala Sahur?
Hasilnya, obat-obat itu tidak menimbulkan risiko yang lebih tinggi dari gejala coronavirus yang parah atau fatal, demikian seperti dikutip dari Daily Mail (03/05/20).
Sebelumnya, ada kekhawatiran yang timbul dari penelitian pada hewan, bahwa obat-obatan ini dapat meningkatkan kadar protein dalam tubuh yang disebut ACE2, yang dikaitkan dengan virus corona ketika menginvasi sel manusia, sehingga meningkatkan kerentanan manusia terhadap penyakit.
Tetapi tiga studi baru, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine (NEJM), telah menemukan bahwa obat-obatan itu 'tidak berbeda' pada tingkat keparahan virus atau risiko seseorang tertular.
Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi atau diabetes tipe 1 atau tipe 2 harus minum obat, yang meningkatkan jumlah ACE2 yang mereka miliki di sel mereka, untuk mengendalikan penyakit mereka.
Versi obat yang paling diresepkan di Inggris adalah Ramipril, Losartan, Lisinopril dan Candesartan, menurut data NHS.
Obat-obatan umum diresepkan hampir 65 juta kali di Inggris tahun lalu dan harganya lebih dari £ 100 juta.
Mereka diberikan untuk mengobati diabetes atau tekanan darah tinggi dan sekitar 10% orang di Inggris - sekitar 6,6 juta,diperkirakan mengonsumsinya secara teratur.
Baca Juga: 4 Kiat Meminimalkan Risiko Berulangnya Reaksi Alergi Terhadap Obat
Baca Juga: Risiko Kanker Pankreas Mengancam Mereka yang Kelebihan Berat Badan
Obat-obatan inipun jamak diresepkan di Indonesia dimana penderita penyakit jantung, stroke, diabetes, dan hipertensi tergolong tinggi.
Obat-obatan yang digunakan dalam studi adalah ACE inhibitor dan angiotensin receptor blockers (ARBs).
Keduanya digunakan untuk mengobati orang dengan tekanan darah tinggi dan / atau diabetes dan bekerja dengan melemaskan arteri, meningkatkan seberapa banyak darah dapat mengalir melalui mereka dan mengurangi tekanan pada jantung.
Inhibitor ACE termasuk sejenis ramipril, lisinopril dan obat lain yang berakhiran -pril; sementara ARB termasuk valsartan dan losartan, dan umumnya berakhir di -sartan.
Studi ini menyimpulkan: "Kami tidak menemukan peningkatan substansial dalam kemungkinan tes positif untuk Covid-19 atau dalam risiko Covid-19 yang parah di antara pasien yang dites positif dalam hubungannya dengan lima kelas umum obat antihipertensi."
Dr Harmony Reynolds, seorang ahli jantung di New York University, yang memimpin salah satu studi yang melibatkan sekitar 12.600 orang, mengatakan: "Kami tidak melihat perbedaan dalam kemungkinan tes positif dengan penghambat ACE dan dengan penghambat reseptor angiotensin."
Mandeep Mehra, direktur medis di Pusat Jantung dan Vaskular Brigham and Women's Hospital (BWH) yang memimpin studi lain, mengatakan pertanyaan mendasar lainnya telah dijawab.
Baca Juga: Boleh Dicoba, Begini Cara Pintar Agar Mencegah Makan Berlebih
Baca Juga: Risiko Terlalu Sering Makan Daging Merah, Meski Dalam Porsi Kecil
Penelitian Mehra, yang mengamati hampir 9.000 pasien di 11 negara, juga mengaitkan penggunaan obat tekanan darah dengan risiko kematian yang lebih rendah dari Covid-19 - sebuah temuan yang tidak dimiliki oleh dua penelitian lain.
"Obat yang sama yang tampaknya memiliki manfaat menyelamatkan jiwa pada pasien dengan penyakit kardiovaskular juga tampaknya menunjukkan kepada kita sinyal manfaat pada pasien yang berada dalam pergolakan COVID-19," katanya.
Dia menambahkan tidak jelas mengapa ini terjadi , apakah itu karena obat-obatan membantu jantung yang pada gilirannya membuatnya lebih tahan terhadap efek virus, atau apakah mereka melakukan sesuatu yang lain.
Baca Juga: Manfaat Buah Tanaman Pandan, Ternyata Bisa Mengusir Gangguan Lambung
Baca Juga: 5 Manfaat Edamame, Kacang dari Jepang yang Hindari Serangan Jantung
"Apa yang bisa kami katakan adalah bahwa, jika Anda menggunakan statin atau ACE inhibitor, silakan, lanjutkan," tambah Mehra. (*)
#berantasstunting #hadapicorona