GridHEALTH.id - Kronologi teridentifikasinya virus Covid-19 Indonesia yang berbeda dengan di negara lain oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, bukan karena kebetulan, tapi karena sebuah usaha siang dan malam.
Ini menjadi penting dan prestasi bagi Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, karena untuk bisa Hadapi Corona sekarang yang merupakan virus baru, harus bisa mengidentifikasi virus tersebut terlebih dahulu.
Jika sudah teridentifikasi. Maka langkah selanjutnya sudah terbuka lebar.
Baik itu untuk menemukan vaksin, untuk pencegahan terjadinya infeksi dan pandemi Covid-19 berulang.
Juga untuk ditemukannya obat, sebagai pembunuh virus Covid-19 yang menginfeksi manusia.
Prestasi gemilang dimasa pandemi Covid-19 ini, pertama kalinya, ilmuwan di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman berhasil memetakan sekuen asam nukleat RNA penyusun genom virus corona, SARS-CoV-2 dari Indonesia.
"Ada 3 whole genom sequences (WGS), mungkin di Indonesia juga yang pertama kalinya," kata Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Soebandrio kepada Kompas.com, Senin (4/5/2020).
Adapun kronologi ditemukannya;
Baca Juga: 7 Mei Semua Transportasi Diperbolehkan Beroperasi, Menhub Budi Karya: 'Tapi Tidak Boleh Mudik!'
* Ketiga genom tersebut berasal dari sampel virus milik tiga pasien orang Indonesia.
* Sampel tersebut dipilih berdasarkan tingkal viral load yang tinggi yang diperoleh dari hasil tes PCR.
Ini, viral load pasien yang tinggi, memudahkan peneliti melakukan sekuensing.
* Sekuensing dilakukan secara langsung dari sampel pasien, tanpa perlu dikultur.
Hal ini bisa dilakukan Lembaga Eijkman karena viral load-nya tinggi.
* Pemetaan sekuen RNA virus corona ini menggunakan alat Next-Generation Sequencing (NGS).
Informasi itu didapat dari Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental LBM Eijkman Institute, Herawati Sudoyo.
* Tim ilmuwan Eijkman melakukan pemetaan genom dari tiga isolat virus yang berasal dari tiga pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
"Ini adalah data sekuens lengkap pertama virus corona dari Indonesia dan telah diunggah ke pusat data GISAID," kata Prof Hera dalam pesan singkat Whatsapp dilansir dari Kompas.com.
Data yang telah diunggah di Global Initiattive on Sharing All Influenza Data (GISAID) nantinya, kata Prof Hera akan mendukung proses cepat dalam berbagi lebih dari 16.000 data virus corona di seluruh dunia.
* Tiga isolat virus yang dipetakan tersebut berasal dari hasil tes PCR yang diteliti.
* Analisisnya dilakukan dari nilai Ct (cycle threshold), jika nilainya rendah, maka viral load atau jumlah virus yang dimiliki pasien berarti tinggi.
Penting juga diketahui, menurut Prof Amin, akan ada lebih banyak lagi sekuensing genom yang akan dilakukan.
Baca Juga: Selama WFH Jumlah Ibu Hamil Meningkat, Ada Risikonya Kehamilan di Tengah Pandemi Covid-19
Dalam waktu dekat ini, sudah akan bertambah lagi empat isolat virus penyebab Covid-19 ini.
"Empat (isolat virus) ini akan segera kami submit ke GISAID.
"Di sana akan dianalisis untuk melihat karakter virus, apakah memiliki kekerabatan yang sama, baik dari virus dari negara lain," jelas Prof Amin.
Ilmuwan Eijkman, Prof Hera juga mengungkapkan tiga isolat virus SARS-CoV-2 dari Indonesia ini masih bersifat premiminary.
Baca Juga: Jadwal Kontrol dan Perawatan Pasien Jantung di Masa Pandemi Covid-19
"Pada saat ini, kami terus melakukan sekuensing dengan target sampai 100 isolat virus," jelas dia.
Sekuensing genom virus corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia masih terus dipelajari.
Para ilmuwan di LBM Eijkman terus berupaya memperoleh WGS dari virus tersebut sebanyak mungkin.
"Semakin banyak WGS yang diperoleh, akan semakin banyak memberi manfaat bagi molekuler epidemiologi dalam penanganan virus corona di Indonesia," imbuh Prof Amin.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pertama Kalinya, Ilmuwan Indonesia Memetakan Genom Corona SARS-CoV-2"