GridHEALTH.id - Tanggal 10 Mei memang diperingati sebagai Hari Ibu Internasional atau International Mother's Day.
Namun peringatan Hari Ibu Internaisonal di tahun 2020 ini terlihat berbeda akibat pandemi corona yang telah menjangkit di lebih dari 200 negara di dunia.
Meski begitu, nyatanya tak menyurutkan langkah bagi sebagian warga untuk mengenang jasa para wanita terutama ibu yang kini juga berjuang hidup menghadapi corona.
Seperti yang dilakukan sebagian besar warga di belahan dunia yang memberikan penghargaan bagi para tenaga medis wanita di seluruh dunia.
Baca Juga: WHO Dibuat Ketar-Ketir Dengan Temuan Jamu Antivirus Corona Madagaskar
Tenaga medis wanita memiliki peran ganda di tempat kerja, di rumah, maupun di lingkungannya.
Para tenaga medis wanita ini rela meninggalkan rumah demi menyelamatkan jutaan nyawa yang tengah berjuang melawan Covid-19.
Bahkan, tak sedikit tenaga medis wanita yang menjalani profesinya dalam keadaan luar biasa, seperti hamil, bahkan menyerahkan nyawanya terpapar virus corona.
Baca Juga: Ampuh Redakan Masuk Angin, Minyak Kayu Putih dari Tanaman Eucalyptus Dijadikan Antiivirus Corona
Seperti seorang tenaga medis di Kota New York, Amerika Serikat yang tetap harus menjalani profesinya meski sang anak berulang kali memintanya untuk pulang saat Hari Ibu Internasional tiba.
Charrell Cooper bekerja sebagai ahli terapi fisik pediatrik untuk anak-anak dengan kebutuhan jantung dan paru di New York Presbyterian Hospital menceritakan harus menolak permintaan anak-anaknya untuk pulang di hari ini.
Baca Juga: Ampuh Redakan Masuk Angin, Minyak Kayu Putih dari Tanaman Eucalyptus Dijadikan Antiivirus Corona
Ia memilih untuk tetap bekerja meski dirinya dan para buah hatinya rindu ingin saling memeluk.
Bagi para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19, tak mudah untuk meninggalkan rumah sakit dan pulang ke rumah.
Mereka juga harus menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan dan isolasi mandiri sebelum diperbolehkan pulang.
Pasalnya, jika tenaga medis ini langsung pulang ke rumah tanpa menjalani pemeriksaan kesehatan, dikhawatirkan dapat membawa dorman virus corona ke lokasi terccinta.
Baca Juga: Update Covid-19; Riset Dosen Unair Menyimpulkan Pandemi Berakhir Secara Alami Awal Agustus
“Terapis fisik selalu berhubungan dekat dengan pasien selama mobilisasi, yang mungkin termasuk memindahkan pasien ke / dari tempat tidur ke kursi atau selama ambulasi (berjalan)."
"Anda dapat membayangkan bahwa ketika awalnya merawat pasien Covid-19, kami takut melindungi pasien dan melindungi diri kami sendiri."
"Kami tidak hanya khawatir terinfeksi Covid-19, kami juga takut menyebarkan Covid-19 kepada rekan kerja, pasien, dan keluarga kami," ujar Charrell.
Tak hanya Charrell, sebagian besar tenaga medis wanita di negara lainnya juga mengalami berat serupa.
Melihat perjuangan para tenaga medis dan petugas medis wanita ini, beragam sanjungan pun tak henti mengalir.
Misalnya Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang juga sempat terinfeksi Covid-19 memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi para tenaga medis, utamanya wanita.
“Atas nama seluruh negara, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua perawat, dokter, staf dukungan, dan perawat NHS yang bekerja keras untuk melawan coronavirus ???? #ClapForOurCarers #ClapForNHS. Untuk membantu mereka, dan melindungi NHS, kami membutuhkan semua orang untuk tetap di rumah #StayHomeSaveLives”.
Selain Inggris, beberapa negara maju seperti Spanyol, Italia, Barcelona, bahkan beberapa negara di Asia ikut memberi penghargaan meski dalam bentuk tepuk tangan atau standing ovation.
Baca Juga: Setelah Anggota Keluarganya Terinfeksi Covid-19 Olehnya, Ayah di Batam Meninggal Dunia
Bahkan tak sedikit rumah sakit yang memberikan buket bunga untuk para tenaga medis wanita di momen Hari Ibu Internasional. (*)
#hadapicorona #berantasstunting