GridHEALTH.id - Selama puasa Ramadan, tubuh tidak akan mengonsumsi apapun selama lebih dari 12 jam. Oleh sebab itu, bagi yang berpuasa membutuhkan energi yang cukup.
Sumber energi utamanya adalah gula yang disebut glukosa, yang biasanya berasal dari karbohidrat, termasuk biji-bijian, produk susu, buah-buahan, sayuran tertentu, kacang-kacangan, dan bahkan permen.
Baca Juga: Puasa Ramadan Menurut Medis, Penyembuh Penyakit Kronis Fisik dan Pikis
Hati dan otot menyimpan glukosa dan melepaskannya ke dalam aliran darah kapan pun tubuh membutuhkannya.
Namun, selama puasa, proses ini berubah. Setelah sekitar 8 jam puasa, hati akan menggunakan cadangan glukosa terakhirnya. Pada titik ini, tubuh memasuki keadaan yang disebut glukoneogenesis, menandai transisi tubuh ke mode puasa.
Baca Juga: 5 Langkah Mencegah Mual Datang Saat Puasa di Bulan Ramadan
Studi tahun 2009 yang terbit dalam The American Journal of Clinical Nutrition, menunjukkan bahwa glukoneogenesis meningkatkan jumlah kalori yang dibakar tubuh. Tanpa karbohidrat yang masuk, tubuh menciptakan glukosa sendiri menggunakan terutama lemak.