Find Us On Social Media :

Terpuruknya Ekonomi Karena Pandemi Covid-19, Bukan Berarti Susu Kental Manis Jadi Solusi Gizi Anak Indonesia

Stunting indikator kurang gizi. Apa jadinya jika anak Indonesia tidak tercukupi gizinya akibat salah memilih.

Baca Juga: Buntut dan Bukti Baru Kerusuhan di RS Mekarsari Bekasi, Tenaga Medis yang Kepukul Warga Ikhlas, Akar Masalahnya Informasi Tak Sampai

Mengenai isu susu kental manis di masa pandemi Covid-19 ini pun terangkat dalam acara bicang-bincang bersama TVMU pada, Jum'at (8 Mei 2020).

Anggota Komisi IV DPR, Luluk Nur Hamidah mengingatkan, melansir sindonews.com (11 Mei 2020), penyertaan susu kental manis dan makanan instan lainnya di dalam bantuan sembako untuk masyarakat terdampak Covid-19 harus bisa digantikan dengan bahan pangan lain yang dapat memenuhi nilai gizi keluarga.

"Yang paling ideal adalah, pasti ada beras. Tapi kalau didaerah tersebut ada pangan lokal yang biasa dikonsumsi masyarakat, misalmya sagu, jagung atau sorgum, itu bisa dimasukkan. Inilah yang disebut diversifikasi pangan," ucap Luluk.

Baca Juga: Waspadai Kencing Berbusa, Bisa Jadi Gejala Awal Gagal Ginjal

"Pentingnya diversifikasi pangan ini juga untuk menyerap hasil-hasil dari daerah setempat, seperti ikan baik darat dan laut. Kenapa di dalam paket ada mi instan dan susu kental manis dan tidak diganti saja dengan protein yang langsung bisa diproduksi oleh nelayan kita," sambungnya.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menjelaskan, bila alasan pemberian susu kental manis dan makanan instan ini dengan alasan kemudahan distribusi, maka persoalan tersebut dapat diatasi apabila antar kementerian mau saling bekerja sama.

Sebab menurutnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Sosial dan institusi yang lain masing-masing punya program bantuan dalam penanganan Covid 19. "Kalau program-program setiap kementerian ini saling diintegrasikan, maka tidak akan ada ceritanya susu kental manis masuk dalam bansos," tegas Luluk.

Baca Juga: Studi di Belanda: Anak-anak Bukan Penyebar Virus Corona yang Utama

"Cara-cara kreatif seperti ini yang perlu dilakukan saat ini, dan inilah yang dilakukan oleh Vietnam, dan negara lain. Dalam keranjang bantuan pangan isinya makanan bergizi , bukan junkfood seperti mi instan dan susu kental manis yang dapat membuat anti bodi menurun," ungkap Lulu.

Mengenai hal itu, Kasubdit Pengelolaan Konsumsi Gizi Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes, Dyah Yunniar Setiawati, SKM, MPS membenarkan bantuan sosial untuk masyarakat terdampak Covid 19 masih jauh dari aspek pemenuhan gizi masyarakat.

"Sekarang bagaimana agar ketersediaan pangan bisa diakses oleh masyarakat. Harapannya, keluarga-keluarga yang telah menerima bantuan dapat memenuhi kebutuhan yang lain, terutama kebutuhan protein untuk anak. Susu kental manis bukan produk susu, ini salah kaprah. Sebaiknya dalam bantuan tidak ada susu kental manis," ujar Dyah.

Baca Juga: BUMN Susun Pemetaan Covid-19, Indonesia Berada di New Normal dan Death Zone, Apa Maksudnya?