Find Us On Social Media :

Usai Penolakan Jenazah Covid-19 Reda, Muncul Fenomena Ramai-ramai Tolak Rapid Test Covid-19

Penolakan warga atas rapid test terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.

GridHEALTH.id - Usai penolakan warga terhadap jenazah Covid-19 mereda, kini muncul fenomena penolakan warga dalam menjalani rapid test Covid-19 di Indonesia.

Bukan sekadar menolak seperti penolakan pada umumnya, aksi penolakan warga kali ini disertai dengan spanduk berupa tulisan-tulisan layaknya warga tengah melakukan demo.

Baca Juga: Masuk Jakarta Tanpa SIKM, Pendatang Terancam Bayar hingga Jutaan Rupiah untuk Test Covid-19

Mirisnya, aksi penolakan warga ini sampai mengintimidasi petugas medis.

Padahal, tak ada salahnya menjalankan rapid test Covid-19, justru dengan menjalankan test tersebut kita bisa mengetahui kondisi kita dan apabila hasil menunjukan positif Covid-19, maka kita bisa cepat mendapatkan penanganan medis.

Tak hanya itu, dengan melakukan test Covid-19, kita juga bisa memutus mata rantai penyebaran virus corona, karena bisa dilakukan tracing apabila kita terinfeksi, sehingga penanganannya cenderung cepat dilakukan.

Kendati demikian, akhir-akhir ini justru terdapat tiga kasus penolakan rapid test yang dilakukan warga. Berikut ini paparannya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Gerak Cepat, Ini 3 Lokasi Rapid Test Covid-19 di Jawa Barat

21 warga NTT diduga kontak dengan pasien Covid-19 menolak rapid test

Di Nusa Tenggara Timur (NTT) tepatnya di Desa Sagu, Kecamatan Adonara, Kabupaten Flores Timur, sebanyak 21 warga melakukan penolakan menjalani rapid test Covid-19.

Padahal, puluhan warga itu diduga melakukan kontak dengan pasien 02 positif Covid-19 di Flores Timur.

Tim Gugus Tugas Covid-19 dari Kecamatan Adonara menjadwalkan rapid test Covid-19 terhadap puluhan warga itu pada Senin (1/6/2020) lalu.

Baca Juga: Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat yang Gencar Promosikan Minuman Moke; Walau Taruhannya Nyawa, Lebih Pilih Berhadapan Dengan Virus

Namun, dari 22 warga tersebut, 21 warga membantah pernah melakukan kontak dengan pasien positif itu. Bahkan mereka juga enggan melakukan karantina mandiri.

"Sampai saat ini 21 warga yang tolak rapid test juga tidak menjalani karantina mandiri. Saya juga masih lakukan koordinasi dengan Camat Adonara," kata Kepala Desa Sagu Taufik Nasrun, dilansir dari Kompas.com, Kamis (11/6/2020). 

Sementara itu, satu warga mengaku pernah melakukan kontak. Dia pun bersedia menjalani rapid test Covid-19. Dan hasil menunjukkan dirinya nonreaktif.

Sebagai upaya mencegah terjadinya penularan karena 21 warga tersebut diduga memiliki riwayat kontak, maka desa tetangga menuntup akses jalan menuju dan keluar dari Desa Sagu.

Baca Juga: Kronologi Puluhan Warga Tolak Rapid Test Usai Diduga Melakukan Kontak dengan Pasien 02 di Flores Timur

Puluhan warga halangi petugas medis di Ambon

Kamis (4/6/2020) lalu, puluhan warga di kawasan Silale, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, menggelar aksi demo menolak kedatangan tim medis dari Kota Ambon yang akan melakukan rapid test kepada salah satu keluarga di kelurahan tersebut.

Dalam aksi itu, warga membentangkan sejumlah spanduk berisi kecaman dan penolakan terhadap rencana rapid test salah satu keluarga di kelurahan tersebut.

Baca Juga: Hendak Lakukan Rapid Test, Petugas Dihadang Puluhan Warga di Ambon yang Menolak

Tak hanya itu, warga pun turut menghadang kedatangan petugas medis dengan memblokade lorong masuk menuju rumah keluarga yang akan menjalani rapid test.

Berdasarkan keterangan Ketua RT setempat, aksi tersebut sengaja dilakukan warga sebagai bentuk protes lantaran salah satu warga setempat yang menjalani karantina hingga kini belum juga dikembalikan.

“Namanya A, sudah 21 hari dikarantina tapi belum pulang padahal kondisinya sangat sehat, lalu tiba-tiba tenaga medis dari Kota Ambon mau lakukan rapid test kepada keluarganya di sini, jadi warga menolak,” kata Abdul Gani kepada Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Baca Juga: Wajib Tolak Petugas Rapid Test yang Tak Pernah Ganti Sarung Tangan, Satgas Covid-19 Benarkan Faktanya

Baca Juga: Hanya 4 Orang Ini yang Besar Kemungkinannya Meninggal Jika Terinfeksi Virus Corona, Lainnya Kecil

Warga di Makassar sepakat tolak rapid test massal

Fenomena penolakan rapid test massal juga terjadi di Kota Makassar. 

Awalnya, penolakan berawal saat warga Jalan Tinumbu, Kecamatan Bontoala, didatangi petugas medis dari Puskesmas Layang untuk dilakukan rapid test Covid-19 massal.

Penolakan rapid test Covid-19 oleh warga ini terus berlanjut hingga, Selasa (9/6/2020).

Baca Juga: Masyarakat yang Kontak dengan Pasien 02 dari Klaster Ijtima Ulama Gowa Sulawesi Selatan Menolak di Test Virus Corona

Rupanya, aksi penolakan juga terjadi oleh warga Jalan Lembo, Kecamatan Tallo.

Dalam menggelar aksinya, mereka memasang spanduk bertuliskan menolak rapid test massal, dan memblokade pintu masuk permukiman penduduk menggunakan balok kayu.

Baca Juga: Provokator Gunakan Isu Konspirasi Untuk Jemput Paksa Jenazah PDP Corona di Makassar

Dilansir dari Kompas.com, salah satu warga mengatakan, penolakan ini hasil kesepakatan bersama warga lainnya.

“Menolak rapid test, karena tidak sakit tapi dikatakan corona. Jadi kesepakatan bersama warga untuk menolak rapid test,” kata Daeng Kulle.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona