Find Us On Social Media :

Belum Selesai Covid-19, Penyakit 'Maut Hitam' Kembali Ditemukan di Cina, Penampakannya Mengejutkan

Suasana di pedesaan Mongolia yang terancam wabah Maut Hitam

Otoritas kesehatan Bayannur segera mendesak semua orang untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk meminimalkan risiko penularan dari manusia ke manusia, dan meminta warga  menghindari perburuan atau makan hewan yang dapat menyebabkan infeksi.

“Saat ini, ada risiko epidemi wabah manusia menyebar di kota ini. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan kemampuan perlindungan diri, dan segera melaporkan kondisi kesehatan abnormal,” kata otoritas kesehatan setempat, menurut surat kabar yang dikelola pemerintah, China Daily. 

Otoritas Bayannur memperingatkan publik untuk melaporkan temuan marmut yang mati atau sakit, sejenis tupai tanah besar yang dimakan di beberapa bagian Cina dan negara tetangga Mongolia, dan yang secara historis menyebabkan wabah di wilayah tersebut.

Marmut diyakini telah menyebabkan epidemi wabah pneumonia pada tahun 1911 yang menewaskan sekitar 63.000 orang di timur laut Cina.

 

Hewan itu diburu karena bulunya, yang melonjak dalam popularitas di kalangan pedagang internasional.

Baca Juga: Viral Air Kemasan Mengandung Zat Besi, Memang Bisa? Ini Kata BPOM

Baca Juga: Derita Tifus Abdominales Saat Hamil, Apa Dampaknya Bagi Ibu dan Janin?

Produk bulu dari marmut-marmut yang sakit diperdagangkan dan diangkut di seluruh negeri dan itulah yag mengakibatkan ribuan orang terinfeksi.