GridHEALTH.id - Jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Solo mengalami peningkatan tertinggi sejak diberlakukannya KLB (Kejadian Luar Biasa) 13 Maret lalu.
Berdasarkan data gugus tugas penanganan Covid-19 Kota Solo, hingga pukul 12.00 WIB pada Minggu 12/07/20, jumlah total pasien covid-19 mencapai 63 kasus atau bertambah 18 orang dari sebelumnya 45 kasus.
Lonjakan jumlah pasien tersebut cukup mengejutkan. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 menyebut Kota Solo tak hanya kembali ke zona merah, namun zona hitam.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo Siti Wahyuningsih mengatakan penambahan kasus positif sebagian besar (25 orang) merupakan dcalon dokter spesialis peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PDSS) Paru Universitas Sebelas Maret (UNS) di RSDM yang dinyatakan positif Covid-19 tadi malam (12/07/20)
"Dari 25 orang itu, yang dinotifikasi sebagai warga Solo ada 15 orang. 3 orang lainnya masyarakat umum selain nakes," ujar dia.
Siti menambahkan dari 63 terkonfirmasi tersebut, 37 diantaranya sembuh, 22 menjalani rawat inap dan 4 lainnya meninggal dunia.
Sementara itu jumlah pasien dalam pengawasan atau PDP total sebanyak 292 orang. Dari jumlah tersebut 246 sembuh, 8 rawat inap dan 38 lainnya meninggal dunia.
Untuk orang dalam pemantauan atau ODP, 1 orang rawat inap, 7 rawat jalan dan 8 dalam pemantauan.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 25 dokter yang juga mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sebelas Maret (UNS) dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani swab test.
Swab test dilakukan setelah salah satu dari mereka terlebih dahulu dinyatakan positif pada swab pertama.
Juru bicara Gugus Tugas covid-19 UNS, Tonang Dwi Ardyanto, membenarkan kabar tersebut. Para dokter tersebut merupakan tenaga kesehatan yang bertugas menangani Covid-19 di RSUD dr Moewardi Solo.
Baca Juga: Wajib Tahu, Manfaat 6 Peralatan Dapur Dijemur Dibawah Sinar Matahari
Baca Juga: Bayi Tidur Tak Berkualitas , Timbulkan Gangguan Mental di Saat Remaja
"Ada 25 tenaga kesehatan (nakes) yang juga mahasiswa PPDS kami yang positif Covid-19," ujar dr Tonang saat dikonfirmasi merdeka.com, Sabtu (11/07/20).
Menurut dia, setelah diketahui hasil swab tersebut, mereka diserahkan dari RSUD dr Moewardi kepada RS UNS, untuk mendapatkan perawatan.
Ia berjanji akan melakukan penanganan sesuai prosedur dan pedoman dari Kementerian Kesehatan. Tonang menyampaikan, 25 tenaga kesehatan tersebut akan menjalani masa isolasi di RS UNS Sukoharjo.
Akibat dari penambahan tersebut, Siti menegaskan akan tetap melarang sekolah-sekolah melakukan kegiatan tatap muka. Selain itu, acara hajatan di rumah juga dilarang.
Baca Juga: Studi: Penderita Psoriasis Juga Berisiko Alami Penyakit Sendi
"Kemarin malah ada yang mau bikin pasar malam. Pokoknya sekolah masih belum kita izinkan tatap muka. Hajatan di rumah tidak boleh. Hajatan di tempat umum dengan protokol kesehatan," ujarnya. (*)
#berantasstunting #hadapicorona