Tetapi akses ke pengujian PCR masih sulit diperoleh, dan memungkinkan penundaan hingga beberapa minggu.
Kurangnya pengujian yang tersedia secara luas ini mendorong sejumlah rumah sakit dan klinik swasta untuk menjual layanan tes PCR.
Untuk diketahui, Indonesia melaporkan 1.282 kasus baru pada Senin (13/07/20) untuk menjadikan penghitungan negara menjadi 76.981 infeksi.
Tingkat infeksi secara teratur berkisar sekitar 1.600 per hari dan naik setinggi 2.657 pada Kamis (09/07/20) lalu, sementara angka kematian sebanyak 3.656 kasus, adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.
Tingkat pengujian Di Indonesia adalah sekitar 3.700 per 1 juta orang, jauh di belakang negara-negara tetangga termasuk Malaysia, (25.000), Thailand (8.600), Singapura (148.000) dan Australia (114.000).
Oleh sebab itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta Indonesia untuk meningkatkan tingkat pengujian PCR.
Baca Juga: Cek Fakta, Manakah yang Lebih Sehat, Anggur Merah atau Anggur Hijau?
Baca Juga: Studi: Pola Tidur Tak Teratur Dapat Membahayakan Kesehatan Jantung
Gubernur Anies Baswedan di DKI Jaya mulai meningkatkan pengujian PCR menjadi sekitar 21.000 per 1 juta orang, tetapi setidaknya delapan provinsi di negara ini menguji kurang dari 1.000 per 1 juta orang. (*)
#berantasstunting #hadapicorona