Lebih lanjut, ia mengatakan secara umum perubahan definisi tersebut sesuai dengan pengendalian.
Namun, ia menganggap juga hal itu justru menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Daerah (Pemda) serta tenaga medis dan profesional.
Karena, menurutnya, penggantian istilah tersebut justru hadir pada saat masyarakat mulai optimis terhadap kenormalan baru atau new normal.
"Tantangannya disitu. Jika tidak dikomunikasikan dengan baik, justru akan menambah paranoid masyarakat," tuturnya.
Menurut Doni, butuh intervensi seorang ahli perilaku atau psikolog untuk menghindari reaksi berlebihan oleh masyarakat.
Baca Juga: Studi: Kekebalan Tubuh Penyintas Covid-19 Ternyata Cuma 3 Bulan