Ia mengalami batuk, menggigil, dan sakit serta nyeri.
Disebutkan bahwa jam-jam kritis tepat sebelum seseorang mulai merasa sakit sering kali adalah saat orang paling mudah menulari virus corona.
Beberapa hari kemudian, individu tersebut (bersama dengan pasangan dan anak mereka) dinyatakan positif terkena virus corona.
Ternyata penumpang bus lainnya yang saat itu satu bus dengannya banyak yang terinfeksi virus corona.
"Penularan melalui udara itu harus diperhatikan," ujar Renyi Zhang, seorang profesor ilmu atmosfer dan kimia di Texas A&M, yang mempelajari dampak aerosol pada kesehatan manusia, kepada Insider, setelah melihat sekilas penelitian tersebut.
"Social distancing saja tidak cukup."
"Yang menarik adalah, dalam lingkungan berisiko sangat tinggi di mana semua orang ini terinfeksi, kita masih memiliki banyak orang yang tidak terinfeksi, yang mungkin berkaitan tentang risiko individu," kata Scott Weisenberg, direktur medis pengobatan perjalanan di NYU Langone
"Tidak semua orang yang berada di area yang sama terinfeksi."
Kondisi saat itu, di dalam bus, bisa berbda manakala semua penumpang mengenakan masker.
Baca Juga: Bermain Hand Sanitizer, Anak 3 Tahun Terbakar dan Alami Luka Serius
Studi terbaru menunjukkan bahwa masker tidak hanya mencegah penularan orang yang sakit menyebar ke orang lain.
Tetapi juga membantu melindungi orang lain agar tidak sakit parah, dengan membatasi jumlah virus yang terpapar pada mereka.
Zhang mengatakan ada kemungkinan (meskipun belum terbukti) bahwa masker dapat "mencegah virus masuk ke paru-paru saat seseorang menarik napas."
"Jika semua orang lain memakai masker, saya pikir data sekarang akan menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki peluang lebih rendah untuk terinfeksi," tambah Weisenberg.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Studi Kasus di China: 23 Penumpang Bus Tertular Virus Corona dari 1 Orang, Tak Ada yang Pakai Masker"