Find Us On Social Media :

1 Jam 40 Menit Tak Pakai Masker dalam Bus, 24 Penumpang Jatuh Sakit, Ternyata Ada Satu Orang Carrier Virus

Satu penumpang bus OTG Covid-19 di dalam bus tak pakai masker, 24 penumpang lainnya jatuh sakit.

GridHEALTH.id - Masker salah satu benda wajib yang harus selalu kita budayakan untuk dipakai selama pandemi Covid-19.

Bukannya malu dengan wajah karena tidak bersolek atau kurang cantik, tapi dengan masker kita bisa melindungi diri dari paparan infeksi.

Baca Juga: Bahaya Laten Doomscrolling Saat Pandemi Covid-19, Lebih Menderita dari yang Terinfeksi Virus Corona

Lebih mulia lagi, hanya dengan menggunakan masker selama pandemi Covid-19, itu sama saja kita melindungi oranglain dari paparan infeksi virus corona.

Sebab, siapa tahu kita adalah manusia pembawa virus yang tidak bergejala alias tidak sakit.

Ingat, sekalinya batuk, bersin, atau bahkan berbicara, ribuaan bahkan jutaan virus akan keluar dari diri kita, yang bisa saja menginfeksi orang lain.

Baca Juga: Jika Mr P Loyo Hingga Libido Menurun, Cek Gula Darah, Bisa Jadi Diabetes

Nah, karena itulag WHO sudah menetapkan wajib menggunakan masker di mana pun kita berada. Khususnya di luar rumah dan ditempat umum yang tertutup, seperi di dalam bus.

 

Mengenai hal ini ada berita menyedihkan yang diulas oleh Business Insider.

Dalam pemberitaannya disebutkan, gegara satu orang tidak mengenakan masker dala kurun waktu satu ja, 40 menit, 24 penumpang bus jatug sakit.

Baca Juga: Diterpa Isu Perceraian, Istri Rizki DA Dikabarkan Hamil 4 Bulan, Padahal Butuh Dukungan Lebih dari Suami

Berita menyedihkan ini berawal dari 67 orang penumpang bus berangkat dari dan kembali ke Ningbo, China pada 19 Januari 2020 lalu.

Perjalanan mereka menempuh waktu satu jam 40 menit.

Dalam perjalanan itu, satu orang diduga kuat sebagai carrier atau virus dalam tubuhnya tengah dalam masa inkubasi.

Tidak ada yang sakit di hari itu, jadi tak ada yang memakai masker.

Baca Juga: Anies Baswedan Terus Berupaya Tekan Laju Covid-19 di Ibukota, Kali Ini Tetapkan Tidak Ada Lagi Isolasi Mandiri, Semua Harus di Rumah Sakit

Namun beberapa hari kemudian, total 24 orang dalam bus itu jatuh sakit.

Penting diketahuim hasil studi kasus JAMA Internal Medicine menekankan. berada dalam ruangan dengan sirkulasi yang buruk, meski berjarak "aman" 6 kaki dari orang-orang, tidak menutup kemungkinan untuk terhindar dari virus corona, apalagi jika tidak memakai masker.

Nah, pada hari nahas itu, penumpang bus yang menulari penumpang lain di saat itu belum menunjukkan gejala.

Namun, orang tersebut dua malam sebelumnya baru saja makan malam dengan empat orang yang melakukan perjalanan dari provinsi Hubei, China, tempat virus menyebar dengan cepat.

Baca Juga: Fakta China Punya 3 Vaksin untuk Kondisi Darurat, Pantas Sukses Hadapi Corona

Penyebar superspreader itu kemudian mengembangkan gejala yang mengkhawatirkan hanya beberapa jam setelah ia kembali ke rumah dari naik bus.

Baca Juga: Raja Terkaya di Dunia, Pantas Raja Thailand Nyaman Mengkarantina Diri dengan Selirnya di Jerman Saat Pandemi Covid-19

Ia mengalami batuk, menggigil, dan sakit serta nyeri.

Disebutkan bahwa jam-jam kritis tepat sebelum seseorang mulai merasa sakit sering kali adalah saat orang paling mudah menulari virus corona.

Beberapa hari kemudian, individu tersebut (bersama dengan pasangan dan anak mereka) dinyatakan positif terkena virus corona.

Baca Juga: Jokowi Sebut Puncak Covid-19 di Indonesia pada September 2020, Dirjen WHO Sebut Pandemi Ini Belum Berakhir

Ternyata penumpang bus lainnya yang saat itu satu bus dengannya banyak yang terinfeksi virus corona.

 

"Penularan melalui udara itu harus diperhatikan," ujar Renyi Zhang, seorang profesor ilmu atmosfer dan kimia di Texas A&M, yang mempelajari dampak aerosol pada kesehatan manusia, kepada Insider, setelah melihat sekilas penelitian tersebut.

"Social distancing saja tidak cukup."

Baca Juga: Gegara Monyet Amerika Kembali Kesal Kepada China, Tuding Menimbun Primata Tersebut Untuk Uji Vaksin Covid-19

"Yang menarik adalah, dalam lingkungan berisiko sangat tinggi di mana semua orang ini terinfeksi, kita masih memiliki banyak orang yang tidak terinfeksi, yang mungkin berkaitan tentang risiko individu," kata Scott Weisenberg, direktur medis pengobatan perjalanan di NYU Langone

"Tidak semua orang yang berada di area yang sama terinfeksi."

 

Kondisi saat itu, di dalam bus, bisa berbda manakala semua penumpang mengenakan masker.

Baca Juga: Bermain Hand Sanitizer, Anak 3 Tahun Terbakar dan Alami Luka Serius

 

 

Studi terbaru menunjukkan bahwa masker tidak hanya mencegah penularan orang yang sakit menyebar ke orang lain.

Tetapi juga membantu melindungi orang lain agar tidak sakit parah, dengan membatasi jumlah virus yang terpapar pada mereka.

Zhang mengatakan ada kemungkinan (meskipun belum terbukti) bahwa masker dapat "mencegah virus masuk ke paru-paru saat seseorang menarik napas."

"Jika semua orang lain memakai masker, saya pikir data sekarang akan menunjukkan bahwa mereka mungkin memiliki peluang lebih rendah untuk terinfeksi," tambah Weisenberg.(*)

Baca Juga: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Indonesia Lebih Baik dari Rata-rata Dunia, 9 Hari Dirawat Sudah Sembuh

 

 #berantasstunting

#HadapiCorona

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Studi Kasus di China: 23 Penumpang Bus Tertular Virus Corona dari 1 Orang, Tak Ada yang Pakai Masker"