Find Us On Social Media :

181 Nakes di Indonesia Berguguran Akibat Covid-19, Rupanya Ada Risiko Burnout

Kematian akibat corona pada tenaga kesehatan di Indonesia jadi jumlah tertinggi di dunia.

Burnout juga bisa menyebabkan gangguan mental, sehingga sangat penting untuk mengetahui kondisi mental para tenaga kesehatan pada masa pandemi.

Ketua Tim Penelitian dari Program Studi MKK FKUI Dr. dr.Dewi S Soemarko, MS, SpOK dalam pemaparan Penelitian Burnout di Kalangan Tenaga Kesehatan Indonesia di Masa Pandemi Covid-19, Jumat (4/9/2020) berkata bahwa temuan mayoritas tenaga kesehatan Indonesia dalam tingkat burnout sedang bukan berarti kita bisa bersantai.

Temuan ini justru menjadi peringatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan dini, karena tingkat burnout bisa naik menjadi berat.

Baca Juga: Klaster Transportasi Umum Melonjak, Pemprov DKI Ngotot: 'Hasil Evaluasi Bapak Gubernur, Ganjil Genap Tetap Diberlakukan'

"Sehingga pemerintah perlu memberikan dukungan psikologis untuk tenaga kesehatan, yaitu, memberikan fasilitas layanan konseling pada tenaga kerja yang membutuhkan." tutur Dewi.

Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa ahli medis bagaikan "aset" saat seperti ini.

"Ahli medis bisa dikatakan sebagai aset dikarenakan 1 dokter bisa lulus sekitar 6 tahun, kabar baiknya adalah di Indonesia tahun ini lulus 6000 dokter yang diharapkan bisa membantu tenaga medis yang lain." tutur Ari.(*)

Baca Juga: Mendekati Tahap Akhir Uji Klinis, Pemerintah Prancis Tetapkan Harga Vaksin Covid-19 Produksi Negaranya Dijual Dibawah 174 Ribu Rupiah

 #berantasstunting #hadapicorona