“Jika definisi kematian diubah, keluarga pasien harus bayar. Dampaknya malah membebani masyarakat,” kata epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman, dikutip dari Koran Tempo (21/09/2020).
Satu-satunya cara untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian, kata Dicky, adalah dengan mengejar jumlah pengetesan tes Covid-19 sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Fakta Tentang Obat Diet, Bikin Kekurangan Gizi Hingga Menguras Kantong
Baca Juga: Perawatan Gigi Untuk Ibu Hamil Perlu Karena Gigi Berlubang Bisa Memicu Keguguran
Ia mencontohkan Jawa Timur yang jumlah penduduknya hampir 40 juta, paling tidak harus melakukan pengetesan dengan CPR hingga 60.000 sehari. (*)
#berantasstunting #hadapicorona