Find Us On Social Media :

Diabetes Gestasional, Glukosa Tinggi dalam Urine di Saat Hamil yang Perlu Diwaspadai

Ibu hamil berisiko mengalami diabetes gestasional bila kadar gula (glukosa) di dalam urine-nya tinggi.

GridHEALTH.id - Gangguan diabetes bisa juga muncul akibat kehamilan itu sendiri. Diabetes jenis ini disebut diabetes gestasional.

Diabetes kehamilan ini terjadi karena insulin yang diproduksi oleh ibu hamil harus dibagi dengan janinnya, sehingga jumlahnya tidak mencukupi untuk bisa menetralkan kadar gula darah.

Biasanya kadar gula darah ibu akan kembali normal dengan sendirinya setelah bersalin. Namun, pada sebagian ibu, kondisi ini bisa menetap hingga setelah melahirkan.

Gejala diabetes gestasional  antara lain, dalam urine ibu ditemukan kandungan glukosa padahal sebelumnya ia tidak menderita diabetes.

Gangguan ini dipengaruhi pula oleh kondisi ginjal yang turun akibat kehamilan.  Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan yang teliti. Umumnya diabetes gestasional terjadi pada akhir trimester ketiga. 

Baca Juga: Tak Selalu Gemuk, 4 Jenis Diabetes Ini Memiliki Perbedaan Gejala, Kenali Cirinya!

Baca Juga: Studi: Ibu Hamil Positif Covid-19 Berisiko Tinggi Persalinan Prematur

Pada kehamilan trimester pertama kadar glukosa akan turun antara 55-65% dan hal ini merupakan respons terhadap transportasi glukosa dari ibu ke janin.

Diabetes saat hamil mungkin saja terjadi karena adanya perubahan hormonal dan yang lainnya.

Dilansir dari Cleveland Clinic Journal of Medicine, diabetes gestasional diduga timbul karena banyak perubahan seperti hormonal dan lainnya, yang terjadi selama kehamilan sehingga memengaruhi beberapa ibu hamil untuk menjadi resistensi terhadap insulin.

 

Insulin adalah hormon yang dibuat oleh sel-sel khusus di pankreas yang memungkinkan tubuh secara efektif memetabolisme glukosa untuk penggunaan nanti sebagai bahan bakar (energi).

Ketika kadar insulin rendah, atau tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin, kadar glukosa darah naik.

Di Indonesia kasus diabetes gestasional terjadi pada sekitar 1,9-3,6% perempuan hamil. Sekitar 40-60% perempuan yang pernah mengalami diabetes gestasional berlanjut menjadi diabetes melitus atau gangguan toleransi glukosa.

Melalui serangkaian pemeriksaan, dokter akan menentukan apakah ibu hamil ini perlu mendapatkan terapi insulin atau cukup dengan pengaturan pola makan saja.

Yang jelas, diabetes gestasional harus ditangani karena meningkatkan risiko tekanan darah tinggi saat kehamilan (preeklamsia) serta memicu terjadinya kelahiran prematur.

Baca Juga: Nyeri di Payudara, Benarkah Tanda Awal Kanker Payudara? Ini Faktanya

Baca Juga: Tidak Ada Tanda-tanda Melambat, Kasus Global Covid-19 Lampaui 30 Juta, Dengan Kematian Dekati 1 Juta

Bayi yang lahir dari ibu dengan gangguan gula darah ini cenderung memiliki tubuh berukuran besar atau bisa disebut dengan makrosomia.

Jika si ibu memiliki diabetes gestasional, bayi dalam kandungan juga berisiko mengalami kadar gula darah rendah setelah dilahirkan. Kondisi ini tentu berisiko bagi bayi.

Baca Juga: Jika Konser Musik Dibolehkan, IDI Minta Lebih Baik Pilkada Dibatalkan

Baca Juga: Wagub DKI Rajin Sidak Perusahaan, Kesal Temukan Banyak yang Melanggar Protokol Kesehatan Covid-19, 'Jangan Cuma Pikir Untung, Nyawa Juga Berharga', Karyawan Boleh Lapor Lewat Aplikasi Jika Perusahaannya Tetap Buka

Dalam jangka panjang, bayi yang lahir dari ibu dengan kelainan ini juga lebih berisiko terkena penyakit diabetes tipe 2. Untuk itu harus ada pengawasan khusus pada tingkat gula darah dalam tubuh bayi. (*)

#berantasstunting #hadapicorona