GridHEALTH.id - Menerima pujian Organisasi Kesehatan Dunia sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan virus corona dengan jumlah terinfeksi dan kematian yang sedikit, Singapura boleh berbangga hati.
Perlu diketahui, negara ini telah melawan pandemi Covid-19. Respons negara lebih cepat dari negara lain, dari mengisolasi kasus yang dicurigai lebih awal, memberlakukan lockdown, dan menggunakan inovasi teknologi untuk mempercepat jaringan pelacakan.
Menurut Johns Hopkins University hanya 27 orang telah meninggal akibat COVID-19 di Singapura
Kini Singapura move on dengan mengumumkan kebijakan baru. Negara kecil di Asia Tenggara ini akan memberikan uang dan sejumlah bonus kepada calon orangtua di tengah pandemi Covid-19.
Wakil Perdana Menteri Singapura Heng Swee Keat mengatakan insentif itu akan membantu keluarga dalam menghadapi tekanan keuangan saat ini.
Kami telah menerima masukan bahwa Covid-19 telah menyebabkan beberapa calon orangtua menunda rencana mereka," kata Heng, dikutip dari CNN (07/10/2020).
Baca Juga: Singapura hingga Malaysia Temukan Virus Corona Bermutasi 10 Kali Lebih Menyebar dan Menular
Baca Juga: Hati-hati Para Wanita, Ternyata Ada Dampak Obesitas Pada Siklus Haid
Heng mengatakan pembayaran tersebut akan berbentuk uang tunai, namun dia tidak mengatakan berapa banyak yang akan dibayarkan.
Meskipun penanganan kesehatan Singapura sangat sukses melawan Covid-199, ekonomi Singapura telah dilanda resesi yang dalam.
Produk domestik bruto (PDB) Singapura menyusut 12,6% pada kuartal-II 2020 dibandingkan dengan waktu yang sama tahun sebelumnya. Penurunan itu menjadi paling parah dalam sejarah.
Sejauh ini, Singapura menjadi salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia. Menurut badan statistik nasional, tingkat kelahiran di Singapura saat ini hanya 1,14 per wanita.
Menurut Bank Dunia kondisi itu setara dengan Hong Kong. Sedangkan Korea Selatan dan wilayah AS, Puerto Rico memiliki taraf kelahiran lebih rendah lagi.
Jika suatu negara ingin memiliki tingkat kelahiran yang baik, angka rata-ratanya 2,1. Meskipun sebagian besar negara maju sekarang berada di bawah tingkat itu. Hal itu disebabkan penurunan proporsi pasangan dan berkurangnya tingkat kesuburan secara global.
Singapura telah berjuang untuk meningkatkan tingkat kelahiran sejak 1980-an. Upaya yang telah dilakukan negara dengan kampanye untuk mendorong persalinan dan sejumlah insentif keuangan dan pajak bagi calon orangtua.
Baca Juga: Penyandang Diabetes Juga Harus Pintar Kelola Stres, Ini Alasannya
Baca Juga: Studi : Vitamin D Menurunkan Risiko Kematian Akibat Virus Corona
"Seperti banyak negara maju, tantangan utama populasi Singapura adalah kesuburan yang rendah dan populasi yang menua. Tujuan kami adalah untuk mencapai populasi yang berkelanjutan yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan kohesi sosial, sehingga Singapura tetap bersemangat dan layak huni," imbuh Heng. (*)
#berantasstunting #hadapicorona