Find Us On Social Media :

6 Penyebab Urine Jernih, Dari Hidrasi Berlebih Hingga Diabetes

Urine jernih ternyata tidak selalu menjamin kesehatan seseorang.

GridHEALTH.id - Urine jernih yang bening biasanya menunjukkan bahwa tubuh sudah terhidrasi dengan baik. Namun, urine jernih ternyata tidak selalu menjamin kesehatan seseorang.

Urine bening dan jernih bisa mengindikasikan adanya gangguan kesehatan. Dilansir dari Medical News Today (21/10/2020), berikut beragam kondisi lain, termasuk penyakit yang bisa menjadi penyebab urine jernih:

1. Hidrasi berlebih (overhidration)

Jika seseorang mengonsumsi banyak cairan sepanjang hari (overhidration), mereka mungkin memiliki terlalu banyak air dalam sistem peredaran darah atau di dalam jaringan dan rongga tubuh.

Ketika ini terjadi, mereka dapat secara tidak sengaja mengencerkan darah mereka dan menurunkan kadar garam dan elektrolit esensial mereka.

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, seseorang dapat mengalami hiponatremia. Hiponatremia adalah kondisi yang berpotensi mengancam nyawa di mana otak membengkak karena kekurangan garam dalam tubuh.

Baca Juga: Cegah Komplikasi Diabetes Sebelum Terlambat, Lakukan Cek Mikroalbuminuria

Baca Juga: El Rumi Balik ke London Saat Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung, Maia Estianti Kaget Jumlah Denda yang Harus Dibayar

Menurut penelitian pada 2014, hiponatremia dapat terjadi karena asupan air yang berlebihan atau karena ginjal tidak memproses air dengan cukup cepat.

2. Diabates mellitus

Urine jernih bisa juga menjadi pertanda penyakit diabetes, terutama jika urine berjumlah banyak dan jernih.

Diabetes terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur kadar gula darah (glukosa) dan oleh karena itu tidak dapat menggunakan gula dengan benar untuk energi.

Penderita diabetes sering kali mengalami rasa haus yang berlebihan dan merasa ingin sering kencing.

Buang air kecil berlebih berasal dari ginjal yang mencoba membuang gula dan cairan ekstra. Tanpa pengobatan, diabetes bisa mengancam nyawa. 

Namun saat ini dokter dapat dengan mudah mendiagnosis diabetes sehingga dapat membantu pasien menjalani pilihan pengobatan untuk menghindari kompikasi akibat diabetes.

Baca Juga: 11 Makanan Pengencer Darah Alami Ada di Dapur Untuk Melancarkan Sirkulasi Darah

Baca Juga: Cemburu Boleh, Tapi Jangan Berlebihan Karena Ini Dia Dampaknya

3. Diabetes insipidus

Diabetes insipidus adalah kondisi langka yang terjadi ketika ginjal menghasilkan urine dalam jumlah yang sangat banyak.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, kebanyakan orang mengeluarkan sekitar 1-2 liter urine per hari.

Sementeri penyandang  diabetes insipidus mengeluarkan sekitar 3-20 liter urine setiap hari.

Meski disebut diabetes, orang yang hidup dengan diabetes insipidus sebenarnya tidak memiliki masalah dengan kadar gula darahnya.

Sebaliknya, ginjal mereka tidak dapat menyeimbangkan cairan dengan benar, dan tubuh mereka mungkin membuat mereka merasa lebih haus dari biasanya untuk membantu mengganti cairan yang hilang.

4. Gangguan ginjal

Ketika ginjal rusak atau terinfeksi seseorang dapat mengalami buang air kecil yang tidak normal, termasuk buang air kecil yang jernih.

Ketika mengalami kondisi tersebut, seseorang mungkin juga akan memiliki gejala lain, seperti nyeri saat kecil atau demam.

Serangkaian kondisi langka yang dikenal sebagai sindrom Bartter atau pemborosan kalium, juga dapat menyebabkan seseorang sering buang air kecil. Jika mereka minum lebih banyak sebagai kompensasi, urine mereka mungkin jernih.

Baca Juga: Air Lemon Menghilangkan Belang di Wajah Secara Alami dengan Mudah

Baca Juga: 5 Cara Mendapatkan Gigi Putih Cemerlang, Murah Sekaligus Tanpa Repot

5. Mengonsumsi obat diuretik

Obat-obat ini menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak air seni untuk mengeluarkan garam dan air ekstra. Jika seseorang menggunakan diuretik, itu dapat menyebabkan buang air kecil berlebihan yang mungkin sangat pucat atau jernih.

6. Kehamilan

Wanita dapat mengalami diabetes insipidus dalam kehamilan yang disebut diabetes insipidus gestasional.

Ini dapat terjadi ketika plasenta wanita membuat enzim yang menghancurkan vasopresin, hormon yang dapat memengaruhi pengeluaran urine.

Bisa juga terjadi ketika hormon tertentu mengganggu fungsi vasopresin. Sebagian besar kasus diabetes insipidus gestasional ringan dan akan hilang saat wanita tidak lagi hamil.

Melansir Health Line, seseorang perlu mencari pertolongan medis jika urine yang dikeluarkan selalu jernih dan buang air kecil lebih banyak dari biasanya selama lebih dari dua hari.

Gejala lain yang memerlukan perhatian dokter meliputi kebingungan, sulit berkonsentrasi, merasa lemas, sakit kepala yang berlangsung lebih dari sehari dan  muntah serta diare selama lebih dari dua hari pada orang dewasa.

Jika  baru saja mengalami infeksi saluran kemih, batu ginjal, atau jenis cedera ginjal lainnya, disarankan menghubungi dokter jika urine terlihat sangat jernih.

Baca Juga: Air Lemon Menghilangkan Belang di Wajah Secara Alami dengan Mudah

Baca Juga: 5 Cara Mendapatkan Gigi Putih Cemerlang, Murah Sekaligus Tanpa Repot

Perawatan untuk urine yang tidak berwarna dan jernih akan bergantung pada penyebab yang mendasari.

Misalnya, jika overhidrasi, maka mengurangi jumlah air yang diminum dapat membantu.

Urine bening yang berhubungan dengan diabetes mellitus sering diobati dengan pemberian obat oral atau insulin, hormon yang membantu tubuh menggunakan gula darah dengan lebih efektif.

Insulin membantu jaringan tubuh memindahkan glukosa ke sel-sel yang dibutuhkan dan menjaga kelebihan gula keluar dari aliran darah yang dapat menyebabkan peningkatan buang air kecil.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Endometriosis, 'Musuh' Perempuan saat Haid

Baca Juga: Belum Banyak Diketahui, Diabetes Juga Mempengaruhi Kerja Pankreas

Penyebab lain dari urine tidak berwarna perlu diidentifikasi dan ditangani dengan baik, sehingga komplikasi ginjal dan masalah kimiawi darah dapat dihindari. (*)