GridHEALTH.id - Madu dikenal sebagai pemanis alami yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Sayang dengan maraknya penjualan madu palsu membuat masyarakat justru terancam kesehatannya.
Dimana banyak ditemukan madu palsu justru terbuat dari gula yang jika rutin dikonsumsi dapat memicu risiko diabtes semakin besar.
Seperti kasus penjualan madu palsu yang diungkap oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Banten baru-baru ini.
Dilansir dari Kompas.com, seorang pengusaha berinisial MS menjual madu yang diberi label madu asli Banten.
Padahal, pada kenyataannya madu tersebut dibuat di tempat pengolahan di Jalan SMA 101 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Banten Kombes Nunung Safruddin di Mapolda Banten, Selasa (10/11/2020).
"Dikemas seperti ini (botol) yang seolah-olah madu ini berasal dari Banten, padahal produksinya di Jakarta," kata Nunung.
Baca Juga: Kreator TikTok Ini Punya Cara Ampuh Atasi Bintik-bintik di Wajah Akibat Penggunaan Masker, Mau Coba?
Nunung mengatakan, para penjual di Lebak membuat kemasan madu berupa botol ukuran 450 mililiter, dan dibuat seakan madu tersebut asli dari Banten.
Nunung menuturkan, dalam sehari MS dapat memproduksi madu palsu sebanyak 1 ton yang dikemas ke dalam jeriken berkapasitas 30 liter.
"Per jeriken dijual dengan harga Rp 660.000. Oleh para pelaku di wilayah Lebak, madu ini dikemas lagi menjadi bentuk botol, bisa djual Rp 150 sampai Rp200.000," ujar Nunung.
Berdasarkan pengakuan MS, madu palsu yang disebut khas Banten itu sudah dijual ke seluruh wilayah di Pulau Jawa.
Baca Juga: Digemari Sebagian Warga Indonesia, Sayuran Mentah Ternyata Bisa Sebabkan Masalah Kehamilan
Selain di sepanjang jalan daerah Lebak, madu tersebut juga dijual secara online.
Pembelinya tidak hanya dari Jakarta dan Banten, tetapi juga dari wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan ke luar Pulau Jawa.
Keuntungan Rp 8 miliar MS sudah memproduksi madu sejak satu tahun terakhir di Kembangan, Jakarta Barat.
Menurut penghitungan polisi, MS diperkirakan sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 8 miliar selama satu tahun.
"Kalau kita kalkulasi penghitungan antara modal sampai dengan hasil, pelaku MS ini dalam satu tahun dapat meraup keuntungan Rp 8 miliar dari jualan madu saja," kata Nunung.
Melansir dari laman NDTV Food, berikut 4 cara membedakan madu murni atau campuran yang harus diketahui penikmat madu :
1. Tes menggunakan ibu jari
Cara pertama cukup mudah, yakni hanya perlu membalurkan sedikit madu di ibu jari. Lalu, periksa apakah madu tersebut tumpah ataukah menyebar seperti cairan lainnya?
Jika jawabannya ya, ada kemungkinan madu yang dimiliki itu tidak murni alias madu oplosan.
Pasalnya, madu murni memiliki tekstur kental dan lengket sehingga tak mudah menetes meskipun dibalurkan ke ibu jari.
Baca Juga: 5 Herbal yang Aman Dikonsumsi, Juga Berkhasiat Menjaga Daya Tahan Tubuh dan Terhindar Covid-19
2. Dibakar
Ternyata madu murni bersifat mudah terbakar, karenanya mengetes keaslian madu bisa dilakukan dengan cara membakarnya.
Ambillah sebatang korek api kering lalu celupkan ke dalam madu Nyalakan korek api tersebut dengan menyulutnya ke api.
Jika korek tersebut menyala, maka selamat karena madu yang dimiliki adalah madu murni.
Namun, jika terjadi sebaliknya, jangan buru-buru menuduh madu tersebut palsu.
Bisa juga selama ini kita salah dalam menyimpannya sehingga madu menjadi lembap dan mengandung banyak air.
Baca Juga: Gula Garam dan Lemak Bukan Untuk Dijauhi, Tapi Bijak Mengonsumsinya, Ini Alasannya
3. Dicampurkan ke larutan cuka
Cara ini dapat dilakukan jika masih belum yakin dengan keaslian madu sebelumnya. Pertama-tama, campurkan satu sendok makan madu dengan 2-3 tetes larutan cuka.
Jika campuran ini berbusa, ada kemungkinan besar madu di rumahmu adalah madu campuran.
Baca Juga: Covid-19 Merajarela di Pondok Pesantren, Ini Cara Ridwan Kamil Mengatasinya
4. Diteteskan ke air
Jika masih ragu dengan kemurnian madu yang dimiliki di rumah, cara kedua paling direkomendasikan.
Pertama-tama, ambil satu sendok teh madu dan tuangkan ke dalam segelas air putih, kemudian perhatikan apa yang terjadi.
Madu campuran atau madu oplosan akan mudah larut begitu kita meneteskannya ke dalam air.
Berbeda dengan madu murni, ia akan mengendap tepat di bagian bawah gelas lantaran bertekstur lebih padat.
Metode yang sama dapat dilakukan dengan menggunakan media kertas minyak ataupun kain putih.
Cobalah untuk menuangkan madu murni ke atasnya, maka cairannya tak akan diserap oleh kertas minyak ataupun kain putih.(*)
Baca Juga: Pentingnya Mengelola Kadar Gula Darah di Dalam Tubuh, Salah Satunya Kurangi Asupan Gula
#berantasstunting
#bijakGGL
#hadapicorona