Ida juga pernah mengalami pengolakan warga dan perlakuan tak menyenangkan. Hal itu tak membuatnya sakit hati. Semua itu menjadi pengalaman dan bumbunya profesi.
"Alhamdulillah selama saya bekerja 5 tahun ini di kamar jenazah, tidak mengalami hal yang aneh-aneh, diganggu atau yang lainnya. Kalau rekan yang lain mungkin pernah, tapi kalau saya tidak pernah," terangnya.
Baca Juga: Kepala Satpol PP Semarang 2 Kali Terinfeksi Covid-19, Sembuh dan Paru-parunya Bersih
Menurutnya, menekuni profesi ini berlandaskan ilmu yang ditekuni dan niat untuk ibadah sehingga tidak berpatokan pada gaji.
Semua butuh perjuangan dan pengorbanan. Ida sebagai perempuan satu-satunya yang bertugas sebagai pemulasaran jenazah bertekad pelaksanaan tugas ini sebagai ibadah.
Memandikan jenazah, mengafani, menyalatkan dan memakamkan jenazah sudah jadi tugasnya sehari-hari.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kisah Perempuan Satu-satunya Petugas Pemulasaran Jenazah di RSUD Slawi