Find Us On Social Media :

Hari Diabetes Sedunia, Ahli: Jangan Tunggu Gejala, Tapi Cek Faktor Risiko

Hari Diabetes Sedunia

GridHEALTH.id -  Tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day.

Hari Diabetes Sedunia ini dilahirkan oleh Frederick Banting yaitu sang penemu insulin sebagai obat penawar diabetes.

Baca Juga: Jadi Penyakit Komorbid Terbanyak Kedua, Begini Manajemen Nutrisi Penderita Diabetes saat Pandemi Covid-19

Insulin pertama kali ditemukan 1922 oleh Frederick Banting bersama dengan Charles Best dan John James Rickard Macleod.

Hari Diabetes Dunia pertama kali dirayakan di 1991 oleh Indonesia Development Forum (IDF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Baca Juga: Tak Hanya di Indonesia, WHO Laporkan Rekor Tertinggi Penambahan Kasus Covid-19 Dunia dalam Sehari

Perlu diketahui, diabetes merupakan salah satu penyakit berbahaya yang kerap merenggut nyawa, namun setiap orang dilarang menunggu gejala penyakit diabetes tersebut.

Menurut Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD-KEMD, diabetes tidak selamanya disebabkan oleh adanya riwayat keluarga atau keturunan.

"Ada orang yang tidak memiliki keturunan (diabetes) sama sekali, tetap masih bisa terkena diabetes. Walaupun jarang terjadi," ujar Sidartawan dalam dalam World Diabetes Day 2020: "Bersama Diabetasol, Sayangi Dia", Selasa (3/11/2020).

Baca Juga: Jangan Dibeli Apalagi Sampai Mengonsumsi Sosis dengan Ciri Brikut, Sosis Imitasi!

Baca Juga: Daging Ayam Kaya Protein dan Aman Sering-sering Dikonsumsi, Tapi Bisa Berbahaya Jika Salah Memasaknya

Executive Board Member, International Diabetes Federation (IDF) Western Pasific Region tersebut menyatakan bahwa ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang tanpa keturunan tersebut mengidap diabetes.

Rupanya gaya hidup (lifestyle) juga dapat memengaruhi seseorang terkena diabetes.

Selain itu, faktor risiko yang memengaruhi seperti kelebihan berat badan (obesitas), ibu yang melahirkan anak di atas 4 kg atau diabetes gestasional, dan kolesterol tinggi dapat memicu terjadinya peningkatan kadar gula darh.

"Faktor-faktor itulah yang harus dikumpulkan dan dibikin skor. Kalau memang makin tinggi skornya, maka kemungkinan terkena juga tinggi," ujarnya.

Sidartawan menyarankan untuk tidak menunggu gejala diabetes.

Baca Juga: Hanya Satu Porsi Burger dan Kentang Goreng Sudah Cukup Memicu Resistensi Insulin, Pemicu Penyakit Liver dan Diabetes

"Kalau gejala diabetes umumnya sudah terlambat, seperti banyak makan, banyak minum, banyak kencing itu gula sudah tinggi," jelasnya.

Sidartawan menambahkan, pemeriksaan gula darah lebih cepat lebih baik terutama jika ada keluarga yang pernah terkena diabetes, untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal hingga infeksi kaki yang berat.

"Segera skrining, periksa gula darah," kata Sidartawan.

Baca Juga: Teganya Seorang Istri Tulari HIV/AIDS Pada Suaminya yang Baru Menikahinya, Sayang itu Harus Jujur

 

Karena 30% penderita diabetes juga mengidap penyakit penyerta atau komorbid, maka yang perlu diperhatikan adalah gaya hidupnya.

"Perhatikan pola makan sehat dan gizi seimbang, lakukan aktivitas fisik dan olahraga, dan setop merokok," pungkasnya. (*)

#bijakGGL #hadapicorona