Find Us On Social Media :

Wajah Bengkak, Mudah Lelah dan Lingkar Pinggang Lebar, Ciri Kelebihan Gula Garam Lemak

Hati-hati camilan ini bisa membuat kita menjadi tidak #BijakGGL. Karena tinggi Gula, Garam, Lemak.

GridHEALTH.id - Gangguan metabolik pemicu penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan juga obesitas masih menjadi ancaman serius masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, angka kejadian penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari 2013 ke 2018, termasuk diabetes melitus (dari 6,9% menjadi 8,5%), stroke (dari 7% menjadi 10,9%), dan hipertensi (dari 25,8% menjadi 34,1%).

Di tahun 2018 pula, 2 dari 10 orang Indonesia menderita obesitas (meningkat dari 14,8% menjadi 21,8%), di mana obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes melitus, penyakit jantung dan stroke.

Melihat hal itu, diketahui salah satu faktor penyebab penyakit metabolik ini terjadi adalah tidak bijaknya masyarakat dalam mengonsumsi gula garam dan lemak (GGL).

Menurut data Survey Diet Total yang dilakukan pada 2014, 5 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi gula lebih dari 50 gram/hari. Konsumsi tertinggi ada di Yogyakarta dengan 16,9 %.

Kemudian 53 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi garam lebih dari 2.000 mg/hari. Konsumsi garam tertinggi adalah warga DKI Jakarta dengan 65,4 %.

Terakhir, 27 dari 100 orang Indonesia mengonsumsi lemak lebih dari 67 gram/hari. Konsumsi lemak tertinggi juga masyarakat DKI Jakarta, dengan 48,2 %.

Hal ini tentu harus menjadi perhatian banyak pihak, terutama masyarakat yang dari sekarang seharusnya bisa mulai #BijakGGL untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular tersebut.

Baca Juga: Bakal Didenda Rp 50 Juta, Pendukung Habib Rizieq Tak Mau Dicap Klaster Baru Covid-19

Baca Juga: Dua Hari Berturut-turut Kasus Covid-19 Harian Lebih dari 5 Ribu, Epidemiolog: 'Itu Bukan Hal Mengejutkan'