Dikatakan, manusia memiliki postur tegak dan gerakan bipedal yang digunakan sebagai alat untuk menavigasi lingkungan secara efisien dan optimal.
Salah satu kelemahan dari postur tegak adalah menempatkan sistem reproduksi perempuan berada di sudut bawah, dan ini terkait gravitasi.
Baca Juga: #BijakGGL, Mengenal Gula Alkohol yang Memiliki Setengah Kalori Gula Biasa
Hal ini tidak ideal untuk mempertahankan sperma dan memaksimalkan kemungkinan pembuahan saat bercinta.
Menurut psikolog, untuk mengatasi masalah tersebut, cairan mani dengan sifat seperti obat penenang bisa membantu, karena mendorong perempuan untuk tertidur.
Cara itu memungkinkan lebih banyak sperma yang disimpan di saluran reproduksi dan selanjutnya meningkatkan kemungkinan pembuahan.
Baca Juga: Saus tomat Yang Rasanya Masam Membantu Seorang Turis Menyadari Bahwa Dirinya Terinfeksi Covid-19
Tahapan survei Demi menguji logika tersebut, para peneliti merekrut 316 sarjana dari kampus University Albany untuk mengikuti survei tentang rutinitas seksual.
Peneliti kemudian membagi peserta berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, antara lain, aktif melakukan kegiatan seksual dan cenderung bercinta di malam hari daripada pagi hari.
Akhirnya peneliti mendapatkan sampel penelitian dari 128 perempuan dan 98 laki-laki.
Mereka diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari tiga bagian.
Pertama, penggunaan kontrasepsi dan status hubungan.
Kedua, perilaku masturbasi dan ketiga, riwayat seksual.
Peneliti memiliki tiga pertanyaan utama yakni siapa yang biasanya tertidur setelah bercinta dengan cepat?
Lalu, seberapa sering peserta tertidur setelah mengalami orgasme?
Kemudian, seberapa sering peserta tertidur setelah bercinta tanpa mengalami orgasme?
Baca Juga: Air Purifier Turbo Penangkal Covid-19 Produksi Dalam Negeri, Siap Diuji LIPI di Lab Khusus