Find Us On Social Media :

Perempuan Lebih Mudah Mengantuk Usai Bercinta, Pria Lebih Banyak Melakukan Masturbasi

Fakta ilmiah mengejutkan prihal dominasi perempuan dan pria prihal seks.

GridHEALTH.id – Ada hal unik mengenai hubungan ranjang suami istri.

Tim psikolog dari University Albany, New York, Amerika Serikat tergerak meneliti hubungan antara pasca sesi bercinta dan keinginan untuk tidur.

Baca Juga: Betulkah Konsumsi Pil KB Membuat Gemuk? Pil yang Mengandung Drospirenon Malah Membuat Tetap Langsing Bahkan Turun Berat Badan

Berdasarkan temuan ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal Evolutionary Behavioral Sciences disebutkan, perempuan lebih mungkin tertidur setelah bercinta dibanding pria.

Mau tahu alasannya?

“Ungkapan bercinta adalah obat tidur alami sering digunakan untuk menangkap gagasan bercinta mungkin memiliki sifat penenang."

Baca Juga: Rasakan Khasiat Luar Biasa Jus Labu Siam Dicampur Mentimun, Penderita Hipertensi Wajib Coba!

"Tetapi belum banyak penelitian tentang efek bercinta terhadap tidur,” kata para penulis seperti dikutip Psychology Today.

"Kami menemukan perempuan lebih mungkin tertidur dibandingkan laki-laki sehabis bercinta."

"Rasa kantuk pasca bersenggama semakin meningkat setelah orgasme terjadi, ini dialami oleh perempuan maupun laki-laki,” tambah para penulis.

Terkait dugaan tidur meningkatkan kemungkinan untuk hamil, peneliti memiliki teorinya sendiri.

Baca Juga: Rutin Konsumsi Kacang Hijau, Kulit Wajah Cerah Putih Alami dan Bebas Jerawat

Dikatakan, manusia memiliki postur tegak dan gerakan bipedal yang digunakan sebagai alat untuk menavigasi lingkungan secara efisien dan optimal.

Salah satu kelemahan dari postur tegak adalah menempatkan sistem reproduksi perempuan berada di sudut bawah, dan ini terkait gravitasi.

Baca Juga: #BijakGGL, Mengenal Gula Alkohol yang Memiliki Setengah Kalori Gula Biasa

Hal ini tidak ideal untuk mempertahankan sperma dan memaksimalkan kemungkinan pembuahan saat bercinta.

Menurut psikolog, untuk mengatasi masalah tersebut, cairan mani dengan sifat seperti obat penenang bisa membantu, karena mendorong perempuan untuk tertidur.

Cara itu memungkinkan lebih banyak sperma yang disimpan di saluran reproduksi dan selanjutnya meningkatkan kemungkinan pembuahan.

Baca Juga: Saus tomat Yang Rasanya Masam Membantu Seorang Turis Menyadari Bahwa Dirinya Terinfeksi Covid-19

Tahapan survei Demi menguji logika tersebut, para peneliti merekrut 316 sarjana dari kampus University Albany untuk mengikuti survei tentang rutinitas seksual.

Peneliti kemudian membagi peserta berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, antara lain, aktif melakukan kegiatan seksual dan cenderung bercinta di malam hari daripada pagi hari.

Akhirnya peneliti mendapatkan sampel penelitian dari 128 perempuan dan 98 laki-laki.

Mereka diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari tiga bagian.

Baca Juga: Hari ke 9 Putra Bungsu Oki Setiana Dewi di NICU, Ria Ricis; Takutnya Terkontaminasi Karena Dirinya Kurang Sehat

Pertama, penggunaan kontrasepsi dan status hubungan.

Kedua, perilaku masturbasi dan ketiga, riwayat seksual.

Peneliti memiliki tiga pertanyaan utama yakni siapa yang biasanya tertidur setelah bercinta dengan cepat?

Lalu, seberapa sering peserta tertidur setelah mengalami orgasme?

Kemudian, seberapa sering peserta tertidur setelah bercinta tanpa mengalami orgasme?

Baca Juga: Air Purifier Turbo Penangkal Covid-19 Produksi Dalam Negeri, Siap Diuji LIPI di Lab Khusus

Jawaban dari pertanyaan tersebut menemukan, baik laki-laki maupun perempuan dilaporkan lebih cepat tertidur setelah orgasme usai bercinta.

Namun, dengan atau tanpa orgasme, perempuan dikatakan lebih mungkin tertidur lebih cepat sehabis bercinta dibanding pria.

Baca Juga: Adanya Klaster Keluarga adalah Fakta, Bisa Jadi Virus Corona Sudah ada di Dalam Rumah

Hal terpenting bagi hipotesis ini adalah temuan tidak ada perbedaan gender terkait sifat obat penenang orgasme ketika melakukan masturbasi.

Tapi apabila perempuan sedang menjalani inseminasi, mereka memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertidur setelah bercinta.

Ini memperkuat argumen cairan mani mengandung sifat seperti obat penenang. Namun demikian, hasil penelitian ini masih terbatas.

Baca Juga: Muncul Klaster Pesantren di Indramayu, Demi Bisa Solatkan Jenazah Covid-19 Santri Ramai-ramai Hadang Petugas

Sebab ukuran sampel relatif kecil dan datanya masih korelasional.

Faktanya, sifat korelasional dari survei ini berbicara kepada kritik yang lebih luas dari bidang psikologi evolusioner.

Sebab, banyak teori yang hampir tidak dapat diuji. Hasil survei juga memperlihatkan perilaku seksual orang dewasa di usia kuliah.

Baca Juga: 7 Kelompok Manusia Paling Rentan Terinfeksi Covid-19, Lansia Bisa Terhindar Jika Konsisten Menerapkan 9 Tips Berikut Ini

Misalnya, untuk pertanyaan, seberapa sering mengalami orgasme selama bercinta, 50 persen pria melaporkan mengalami orgasme sepanjang waktu.

Sedangkan hanya ada empat persen perempuan yang mengalami hal serupa.

Sebanyak 49 persen perempuan melaporkan mengalami orgasme kurang dari separuh waktu dan ini menjadi respons paling umum.

Baca Juga: DKI Jakarta Akan Berlakukan Kembali PSBB Ketat, Wagub DKI Ahmad Riza Patria Jelaskan Penyebabnya

Lebih lanjut, data menunjukkan, laki-laki lebih banyak melakukan masturbasi dibandingkan perempuan.

Hanya sembilan persen pria yang melaporkan tidak melakukan masturbasi sama sekali dalam seminggu.

Baca Juga: Wulan Guritno Mengaku Berhenti Konsumsi Gula Supaya Awet Muda

Tapi ada empat persen laki-laki yang mengatakan mereka melakukan masturbasi lebih dari 10 kali per minggu.

Sedangkan pada perempuan, 45 persen menyatakan dirinya tidak melakukan masturbasi sama sekali dalam seminggu terakhir.

Sebanyak 44 persen melakukan 1-2 kali masturbasi, 10 persen melakukan 3-5 kali masturbasi, dan kurang dari satu persen melakukan 6-9 kali masturbasi.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Puas Bercinta Bikin Ngantuk, Siapa yang Tertidur Lebih Dulu?"