Jawaban dari pertanyaan tersebut menemukan, baik laki-laki maupun perempuan dilaporkan lebih cepat tertidur setelah orgasme usai bercinta.
Namun, dengan atau tanpa orgasme, perempuan dikatakan lebih mungkin tertidur lebih cepat sehabis bercinta dibanding pria.
Baca Juga: Adanya Klaster Keluarga adalah Fakta, Bisa Jadi Virus Corona Sudah ada di Dalam Rumah
Hal terpenting bagi hipotesis ini adalah temuan tidak ada perbedaan gender terkait sifat obat penenang orgasme ketika melakukan masturbasi.
Tapi apabila perempuan sedang menjalani inseminasi, mereka memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertidur setelah bercinta.
Ini memperkuat argumen cairan mani mengandung sifat seperti obat penenang. Namun demikian, hasil penelitian ini masih terbatas.
Sebab ukuran sampel relatif kecil dan datanya masih korelasional.
Faktanya, sifat korelasional dari survei ini berbicara kepada kritik yang lebih luas dari bidang psikologi evolusioner.
Sebab, banyak teori yang hampir tidak dapat diuji. Hasil survei juga memperlihatkan perilaku seksual orang dewasa di usia kuliah.
Misalnya, untuk pertanyaan, seberapa sering mengalami orgasme selama bercinta, 50 persen pria melaporkan mengalami orgasme sepanjang waktu.
Sedangkan hanya ada empat persen perempuan yang mengalami hal serupa.
Sebanyak 49 persen perempuan melaporkan mengalami orgasme kurang dari separuh waktu dan ini menjadi respons paling umum.
Baca Juga: DKI Jakarta Akan Berlakukan Kembali PSBB Ketat, Wagub DKI Ahmad Riza Patria Jelaskan Penyebabnya