GridHEALTH.id - Telemedicine merupakan salah satu hasil utama dari perkembangan sektor kesehatan di bidang digital.
Menurut WHO, telemedicine bertujuan sebagai pendukung perawatan secara klinis serta dapat menjadi solusi dari masalah jarak dan geografis, karena pasien dan dokter tidak perlu ada di satu tempat yang sama secara bersamaan.
Kehadiran telemedicine bisa menjadi jawaban untuk kemudahan mengakses pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Telemedicine ialah suatu teknologi yang memungkinkan pasien berkonsultasi dengan dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung. Dengan demikian pelayanan kesehatan dilakukan secara daring dari rumah.
Konsultasi tersebut akan membantu pasien mendapatkan informasi mengenai dugaan diagnosis, perawatan, atau penanganan pertama pada penyakit maupun kasus cedera, hingga tips dalam meningkatkan kesehatan tubuh
Di Indonesia, penggunaan telemedicine dianggap bisa mengatasi sejumlah tantangan dalam pemerataan akses kesehatan, seperti persebaran tenaga kesehatan yang belum merata, masalah geografis, dan masih kurangnya fasilitas kesehatan di beberapa area tertentu
Baca Juga: Satgas Covid-19 Jawa Tengah Temukan 15 Ribu Anak Terjangkit Virus Corona, 165 Meninggal
Contoh penggunaan telemedicine yang tengah marak berlangsung di Indonesia adalah fitur chat langsung dengan dokter yang bisa dilakukan melalui aplikasi.
Dengan fitur tersebut, pengguna bisa dengan bebas berdiskusi langsung dengan dokter, kapanpun dan di mana pun berada.
Lalu bagaimana dengan pelayanan kesehatan reproduktif dan pelayanan keluarga berencana, bisakah melalui telemedicine?
WHO menyebut semua bidang kesehatan bisa dilayani dengan telemedicine. tetapi tentunya, telemedicine harus dijalankan oleh orang yang memang benar-benar ahli, seperti dokter atau tenaga kesehatan yang telah bersertifikat.
Serta mampu menjawab apa persoalan yang dikeluhkan pasien dengan cepat dan tepat meski tidak berada dalam jarak yang dekat.
Di Indonesia sendiri telemedicine bisa dilakukan oleh rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas untuk menyediakan jasa telemedicine melalui sebuah platform digital dengan memiliki ijin dari kementrian kesehatan sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).
Baca Juga: Ditemukan, Hubungan Antara Penggunaan Antibiotik di Usia Dini dan Risiko Asma
Baca Juga: Ilmuwan WHO Prediksi, Memakai Masker dan Menjaga Jarak Berlangsung Hingga 2022
Sebagaimana peraturan Kementerian Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019 sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan telemedicine yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.
Pelayanan telemedicine dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki surat izin praktik di fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) penyelenggara yang terdiri atas pelayanan teleradiologi, tele elektrokardiografi, tele ultrasonografi, telekonsultasi klinis, dan pelayanan konsultasi telemedicine lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Berikut layanan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang dapat dilakukan lewat telemedicine;
1. Konsultasi program KB
Telemedicine menjadi pelayanan kesehatan yang mulai digencarkan mengingat Rumah sakit dan fasilitas kesehatan (secara fisik) memberikan peluang berinteraksi dalam kerumunan.
Selama pandemi Covid-19 berlangsung, fasilitas kesehatan banyak melayani pasien yang mungkin mengalami gejala infeksi virus corona atau SARS-CoV-2.
Mengingat virus ini memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat dan belum ditemukan obatnya, maka masyarakat diimbau untuk tidak mengunjungi fasilitas kesehatan hingga pandemi dinyatakan aman.
Untuk itu, pasien atau pengunjung fasilitas kesehatan bisa memanfaatkan telemedicine untuk berkonsultasi, diagnosis, hingga tindakan medis dengan dokter atau tenaga kesehatan profesional.
Baca Juga: Cat Dinding dengan Kandungan Super Ion Bisa Mencegah Virus Corona Menempel
Baca Juga: Dua Pose Yoga Untuk Menambah Tinggi Badan, Ternyata Mudah Dilakukan
Tetapi mengingat tidak semua dokter atau rumah sakit memiliki layanan telemedicine, kita bisa bertanya terlebih dahulu via telepon ke bagian informasi.
Dalam hal pelayanan ber-KB, konsultasi via layanan kesehatan secara online dapat membantu kita dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan kehamilan dan reproduksi.
Misalnya memilih alat KB yang cocok, cara dan berapa lama menunda kehamilan atau mengatur jarak usia anak dengan memanfaatkan program KB.
2. Memilih alat kontrasepsi
Memilih alat kontrasepsi susah-susah gampang karena banyak pertimbangan yang harus disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Sebab, kontrasepsi memiliki fungsi dan efek samping yang berbeda-beda, sehingga membuat kebingungan dan kekhawatiran tersendiri.
Untuk itu dengan mengonsultasikannya dengan dokter atau tenaga kesehatan, kita akan banyak mendapatkan informasi seputar alat kontrasepsi baik fungsi maupun efek samping yang akan terjadi pada tubuh, sehingga pada akhirnya bisa menentukan alat kontrasepsi yang tepat.
Di tengah pandemi seperti sekarang, penggunaan pil KB sangat direkomendasikan dibandingkan penggunaan alat kontrasepsi spiral dan implan yang membutuhkan tindakan dokter dengan memasukan alat pada tubuh, pun dengan suntik yang setidaknya memerlukan beberapa kali kunjungan dalam satu tahun.
Baca Juga: Sirsak, Buah Manis yang Selain Enak Ternyata Ampuh Membunuh Sel Kanker
Baca Juga: Air Rebusan Daun Jambu Biji, Mengusir Lemak Hingga Mencegah Kanker
Hal ini tentunya membuat kita akan sering bersentuhan langsung tenaga medis ini dan sangat rentan tertular dari paparan virus corona, sementara itu penggunaan pil KB relatif aman dan penggunaanya pun cukup mudah.
Disamping hanya perlu dikonsumsi rutin, pil KB juga memiliki kelebihan yang cukup unggul dibanding kontrasepsi lainnya.
Menurut laman web kesehatan SingleCare, pil KB terbukti 99% ampuh untuk mencegah kehamilan, begitupun dengan risiko infeksi pada tubuh yang cenderung lebih rendah.
Baca Juga: Nyeri di Payudara, Benarkah Tanda Awal Kanker Payudara? Ini Faktanya
Baca Juga: Kadar Trigliserida Tak Boleh Tinggi, Begini Cara Menurunkannya
Memilih pil KB juga dianggap lebih murah, mengingat biaya pemasangan IUD dan implan tetap memerlukan kontrol rutin yang tentunya butuh menyediakan waktu.(*)